Page 48 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 48

DPR RIS D ALAM UPAYA
                                                                                  MEMB ANGUN NEGAR A  FEDER AL



                                                         Selain itu Pemerintah RIS juga menangkap dan menahan
                                                   beberapa tokoh politik nasional yang diduga terkait dengan APRA. Para
                                                   tokoh politik itu antara lain: Abikusno (Penasihat urusan umum pada
                                                   Kementrian Kemakmuran RIS), Anwar Tjokroaminoto (PM Pasundan)
                                                   dan Chaerul Saleh (Pemimpin Lasykar Rakyat). Penangkapan atas ketiga
                                                   tokoh itu menimbulkan pertanyaan masyarakat termasuk dari kalangan
                                                   DPR. Karena itu pada rapat pleno ke-18, 11 Maret 1950 bersama Menteri
                                                   Pertahanan, salah satu anggota DPRRIS, Amelz menanyakan apa alasan
                                                   penangkapan tersebut kepada Menteri Pertahanan. 49
                                                         Meskipun aksi APRA sudah berhasil diatasi oleh Pemerintah
                                                   RIS, namun mengenai latar belakang munculnya  peristiwa  itu
                                                   masih menyisakan pertanyaan di kalangan masyarakat seperti yang
                                                   ditanyakan oleh Basri salah satu anggota DPR pada rapat Pleno ke-18, 11
                                                   Maret 1950. Ia mempertanyakan apakah Pemerintah sudah mengetahui
                                                   kemungkinan adanya “political background” peristiwa APRA?
                                                         Sebagai jawabannya, Perdana Menteri Hatta mengatakan
                                                   bahwa kita tidak perlu memperhatikan “political background”-nya.
                                                   Karena yang penting bagi Indonesia adalah menuntut Westerling
                                                   sebagai penjahat kriminal biasa, yang melakukan kejahatanan sejahat-
                                                   jahatnya, yang membunuh berpuluh-puluh orang di tengah jalan,
                                                   yang bersekutu dengan rampok-rampok. Kita akan menuntut kepada
                                                   pemerintah Inggris agar Westerling diserahkan kepada Indonesia

               Sebagai jawabannya,                 sebagai kriminal biasa saja. Memang ada golongan yang menghendaki
                     Perdana Menteri               agar Westerling dianggap sebagai pelarian politik, sehingga larinya
                                                   dia ke Singapura dipandang pula sebagai pelarian politik. Sebagai
                  Hatta mengatakan                 konsekuensinya Pemerintah Inggris tidak dapat menyerahkannya
                     bahwa kita tidak              kepada pihak Indonesia. Karena itu Westerling tidak dapat dipandang

              perlu memperhatikan                  sebagai politikus, tapi mungkin saja di belakangnya ada gerakan
                                “political         yang menjadikannya sebagai pion untuk melakukan sesuatu yang
                                                   berlandaskan politik. Jadi yang akan dikemukakan oleh Pemerintah
                   background”-nya.                Inggris yaitu bahwa Indonesia akan mengadilinya sebagai orang yang
                                                   melakukan tindak kriminal.
                                                         Sementara itu anggota Dewan yang lainnya seperti I.R. Lobo,
                                                   mempertanyakan tindakan apa yang akan dilakukan Pemerintah RIS
                                                   seandainya Pemerintah Inggris di Singapura tidak mau menyerahkan
                                                   Westerling. Pertanyaan anggota Dewan ini bertolak dari suatu
                                                   kenyataan bahwa sebelum terjadi penyerahan kedaulatan kepada
                                                   RIS, antara pemerintah Hindia Belanda/Belanda di satu pihak dan
                                                   49   Dewan Perwakilan Rakjat RIS Tahun Sidang 1950: Pertanjaan Anggota dan Djawaban Pemerintah.
                                                      Jilid I. Jakarta: Sekretariat DRPRIS, h. 41-42.




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   43
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 2 CETAK.indd   43                                                                   11/19/19   10:01 AM
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53