Page 54 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 54

DPR RIS D ALAM UPAYA
                                                                                  MEMB ANGUN NEGAR A  FEDER AL



                                                   RMS dengan teget menangkap pemimpinnya, Dr, Semoukil, maka
                                                   operasipun dilakukan secara cepat dan teliti. Wilayah per wilayah
                                                   RMS berhasil dikuasai dan tokoh-tokoh utama RMS yang mengikuti
                                                   Soumokil berhasil ditangkap, seperti Sopamena dan Sopacoa mantan
                                                   Kepala staf Angkatan Perang RMS.
                                                         Akhirnya pada sampai akhirnya pada 2 Desember 1963, Peleton
                                                   2 kompi 2 Batalyon Infantri 320 di bawah pimpinan Pembantu Letnan
                                                   Dua (Pelda) Ruchiyat berhasil menyergap Dr. Soumokil hidup-hidup
                                                   di Hattu Asinepe. Lalu pada 9 Desember 1963 Dr. Soumokil diserahkan
                                                   kepada Pemerintah Pusat di Jakarta Oleh Komandan Brigif 15 Tirtayasa.
                                                         Jika dibandingkan dengan peristiwa APRA dan Andi Azis,
                                                   yang nota bene dapat diselesaikan dalam tempo “yang sesingkat-
                                                   singkatnya”, maka kasus RMS berkembang lebih lama dan berubah pula
                                                   isu politik internasional, sekaligus menambah permasalahan dalam
                                                   upaya mencairkan hubungan baik antara Indonesia dengan Belanda.
                                                   Mengenai perkembangan in akan diuraikan lebih jauh dalam jilid III.
                                                         Pada tanggal 26 Juli 1950 secara resmi KNIL dibubarkan. Sisa-
                                                   sisa anggota KNIL yang tidak mau bergabung dengan APRIS, kemudian

                   Jika dibandingkan               dimasukkan ke dalam kelompok KL, dan dipersiapkan untuk di
                    dengan peristiwa               kembalikan ke Belanda. Namun rencana itu karena sesuatu hal belum
                                                   dapat dilaksanakan dengan segera. Akibatnya di beberapa tempat di
                APRA dan Andi Azis,                wilayah RIS masih ada gangguan-gangguan keamanan akibat ulah para
                      yang nota bene               anasir tersebut. 54

                   dapat diselesaikan
                 dalam tempo “yang                 2.4. Mosi-Mosi DPR dan Proses

              sesingkat-singkatnya”,               Pembentukan Kembali Negara Kesatuan
                                                         Sebenarnya banyak kalangan politisi yang tidak setuju atas hasil
                     maka kasus RMS                KMB, di antaranya adalah Sjafruddin Prawira Negara, mantan Ketua

                   berkembang lebih                Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dan mantan Menteri
                                 lama , ...        Luar Negeri Agus Salim. Banyak yang menilai sistem federal adalah
                                                   akal-akalan Belanda untuk tetap menguasai Indonesia melalui negara-
                                                   negara federal bentukannya. Tuduhan seperti itu ada dasarnya juga.
                                                   Hal ini terbukti pada 4 Januari 1950, DPRD Malang yang merupakan
                                                   bagian dari Negara Bagian Jawa Timur mencetuskan resolusi untuk
                                                   melepaskan diri dari Negara Jawa Timur dan menggabungkan diri
                                                   dengan Negara Republik Indonesia di Yogyakarta. Kemudian tak lama
                                                   setelah peristiwa APRA di kota Bandung, tepatnya pada 30 Januari


                                                   54  Sekretaria DPR-GR, Op.cit. hal. 114.




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   49
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 2 CETAK.indd   49                                                                   11/19/19   10:01 AM
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59