Page 193 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 193

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   yang tidak begitu penting. Akan tetapi, para wakil di Fraksi Nasional
                                                   tidak akan mengelak untuk pemungutan suara. Hal ini penting karena
                                                   pemerintah perlu menyadari bahwa bahkan kalangan konservatif yang
                                                   tadinya enggan menyatakan sesuatu, apalagi mengritik sifat tinggi hati
                                                   dan bersikap unilateral pemerintah, kini sangat siap untuk beranjak
                                                   dari yang dulu, yang awalnya dianggap sebagai suatu keharusan. Pada
                                                   hari yang sama, interpretasi Fruin diterima secara bulat. 406
                                                         Sementara itu, bagian lain dari paket krisis pemerintahan perlu
                                                   diteliti lebih lanjut oleh para anggota kuasi parlemen ini. Posisi pasar
                                                   dalam negeri, komoditas seperti gula, kedelai, dan beras sebagai
                                                   produk utama yang dikonsumsi dan juga diproduksi, terutama oleh
                                                   mayoritas penduduk Indonesia. Masalah tersebut dipelajari dengan
                                                   teliti, diperdebatkan dengan sengit, jika masalahnya menyangkut
                                                   terancamnya kepentingan mereka. Misalnya, selama sidang Dewan
                                                   Delegasi pada tanggal 24 Februari 1934, dalam hubungan peraturan
                                                   restriksi, pelaksanaan pembatasan impor beras sama sekali gagal

                     Dalam hal beras               karena harga jual jauh dari harga yang diharapkan dapat memberikan
                     impor pun lebih               manfaat bagi petani. Maka dari itu didesak untuk segera mengubah
                                                   tanah-tanah yang disewa perusahaan besar supaya dikembalikan untuk
                        murah karena               menanam padi pada saat musim hujan. Hal ini merupakan isu sensitif
                       membanjirnya                karena otoritas pemerintah harus membeberkan dasar kontrak yang

                       produksi beras              dikembalikan kepada penduduk pribumi hanya dengan beberapa dolar
                   dari Thailand dan               tip atau bahkan tanpa uang apa pun bagi pemilik tanah itu. Kusumo
                                                   Utoyo dan Sukarjo pada 21 Desember 1932 mengajukan mosi dalam
                                Jepang.            semua segi yang diperlukan bagi penyelesaian adil kontrak sewa di
                                                   antara penduduk setempat dengan perusahaan gula, tetapi mosi itu
                                                   ditarik pada 23 Desember 1932. 407
                                                         Dalam hal beras impor pun lebih murah karena membanjirnya
                                                   produksi beras dari Thailand dan Jepang. Maka dari itu didesak untuk
                                                   diciptakan suatu keseimbangan antara harga beras dalam negeri dengan
                                                   beras impor. Kedua negara tersebut mendevaluasikan mata uangnya
                                                   beberapa waktu sebelumnya, dengan kata lain keduanya melihat
                                                   masalah instabilitas pada keuangan Belanda yang jelas ketinggalan
                                                   dalam mengendalikan krisis moneter. Akhirnya, amandemen terhadap
                                                   perimbangan harga beras dan kedelai kalah dengan 14 suara melawan
                                                   4, dengan seluruh fraksi nasional mendukungnya. 408




                                                   406  Handelingen Gedelegeerden 1934-1935, hlm. 62-64
                                                   407   Volksraad Zittingsjaar 1932-1933, Onderwerp 101, Stuk 16, hlm. 5.
                                                   408  Handelingen Gedelegeerden 1933-1934.



                                       dpr.go.id   190





         A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd   190                                                               11/18/19   4:50 AM
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198