Page 339 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 339

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                         Selanjutnya, dengan inti “demokrasi dulu baru nasionalisme”,
                                                   “manuver” pertama dari kelompok Syahrir mulai dilaksanakan dengan
                                                   pengajuan referendum oleh 50 anggota KNIP pada tanggal 7 Oktober
                                                   1945 yang mendesak Presiden agar memakai kekuasaan istimewanya
                                                   untuk membentuk MPR dengan segera. Sebelum MPR terbentuk,
                                                   anggota-anggota KNIP yang ada meminta untuk dianggap sebagai
                                                   anggota MPR.  Referendum inilah yang menyebabkan diadakannya
                                                                563
                                                   Sidang Pleno I KNIP di Jakarta pada tanggal 16-17 Oktober 1945, sekitar
                                                   sembilan hari sejak referendum itu diajukan. 564


                                                   Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat
                                                         Sidang Pleno I KNIP diadakan pada 16-17 Oktober 1945,
                                                   bertempat di Gedung Balai Muslimin Kramat, dan dimulai pada pukul
                                                   10 pagi. Wakil Presiden Hatta datang bersama para menteri, tetapi
                                                   Presiden Soekarno tidak hadir karena sedang berada di Sukabumi.
                                                   Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya dan penyampaian
                                                   pidato pembukaan oleh Ketua KNIP Kasman Singodimejo, sidang
                                                   mendengarkan pidato Sakirman, yang pada tanggal 7 Oktober 1945
                                                   telah mengajukan referendum bersama 50 anggota KNIP agar KNIP
                                                   diberikan kekuasaan MPR. 565
                                                         Pada waktu referendum itu dibicarakan, salah seorang yang
                                                   mengambil kesempatan berbicara adalah Amir Syarifuddin. Menurut
                                                   Amir, berhubung situasi yang sangat genting dengan mendaratnya
                                                   Sekutu, besar kemungkinan para anggota tidak akan bisa hadir pada
                                                   setiap rapat yang diadakan KNIP. Selain itu, KNIP yang begitu besar
                                                   dan dengan anggota yang begitu banyak akan sukar mengambil
                       Sidang Pleno I              keputusan-keputusan cepat yang sesungguhnya sangat diperlukan
                       KNIP diadakan               dalam suasana genting. Maka, Amir mengusulkan agar dibentuk sebuah

                            pada 16-17             “working committee”, atau badan pekerja, yang untuk sementara waktu
                                                   dapat diberikan tugas-tugas legislatif. Amir mencontoh badan pekerja
                        Oktober 1945,              yang ada pada Indian National Congress di India. Badan pekerja itu
                         bertempat di              akan bersidang 10 hari sekali, sedangkan KNIP hanya setahun sekali. 566
                        Gedung Balai                     Kedua usul itu dibicarakan, kemudian diputuskan bahwa KNIP

                   Muslimin Kramat,                dapat segera mengirim surat kepada pemerintah. Karena Wakil
                                                   Presiden Hatta ada dalam ruangan itu, maka surat yang diajukan
                   dan dimulai pada                kepada pemerintah langsung saja dibicarakan. Konsep balasan dari
                        pukul 10 pagi.
                                                   563  Ibid., hlm. 71 dan 72
                                                   564  Ibid., hlm. 72
                                                   565  Ibid., hlm. 85
                                                   566  Ibid., hlm. 86




                                       dpr.go.id   338





         A BUKU SATU DPR 100 BAB 05 CETAK.indd   338                                                               11/18/19   4:52 AM
   334   335   336   337   338   339   340   341   342   343   344