Page 61 - BUKU DAULAT RAKYAT FAHRI HAMZAH
P. 61

FAHRI HAMZAH
                                     DAULAT RAKYAT
                           Tentang Reformasi Parlemen dan Pelembagaan Demokrasi



                 Jerman. Namun, secara struktural lebih terbuka untuk
                 pembagian  kekuasaan  daripada  sistem  presidensial.
                 Dikombinasikan  dengan  beberapa  sistem  pemilihan,

                 sistem parlementer sering membutuhkan pemerintahan
                 koalisi, dan kepala kabinet, perdana menteri, relatif
                 mudah diperiksa dan diubah tidak hanya oleh partai-
                 partai oposisi tetapi juga oleh para saingan di dalam
                 partainya sendiri. Dengan demikian, percakapan,
                 persuasi, dan konsensus adalah kode kerja politik
                 parlementer yang maju. Perbedaan struktural antara
                 sistem presidensial dan parlementer ini menentukan
                 karakteristik politik, yaitu perilaku peserta dalam

                 sistem,  yang  pada  akhirnya  membawa  produk  politik
                 yang berbeda. Inilah yang disumbangkan oleh argumen
                 Institusionalis Baru untuk mempelajari perbedaan di

                 antara negara-negara demokrasi.
                   Karena perbedaan struktural ini, kedua sistem bekerja
                 secara berbeda, yang pada gilirannya menentukan
                 perilaku mereka dalam politik. Dalam sistem presidensial,
                 aktor politik baik di lembaga eksekutif dan legislatif tidak
                 saling bertanggung jawab. Legitimasi kedua cabang yang
                 tumpang tindih cenderung membawa kemungkinan
                 konflik antar lembaga yang lebih besar tanpa mekanisme

                 penyelesaian yang jelas (Linz, 1999b; Linz dan Valenzuela,





                                           48 DPR.GO.ID
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66