Page 166 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 166

V OLK SR AAD PERIODE 1931 – 1942



                                                  tidak memuat ketentuan-ketentuan tentang usaha-usaha DPR untuk
                                                  melaksanakan tugasnya yang termuat dalam peraturan tata-tertib 1959,
                                                  seperti usaha-usaha mengajukan pertanyaan, meminta keterangan,
                                                  dan mengadakan penyelidikan apalagi ketentuan-ketentuan mengenai
                                                  hak-hak parlementer (hak bertanya, hak interpelasi, dan sebagainya)
                                                  yang diatur dalam Peraturan Tata-tertib DPR 1950.
                                                       Akan tetapi, menurut penjelasan ketika itu daripada Pd. Ketua
                                                  tentang Peraturan Tata-tertib DPR-GR yang diberikan dalam rapat
                                                  pleno terbuka pada tangal 13 Djuli 1960, kegiatan-kegiatan seperti
                                                  mengajukan pertanyaan, meminta keterangan, mengajukan pernjataan
                                                  pendapat, atau mengadakan penjelidikan, yaitu kegiatan-kegiatan yang
                                                  terletak dalam bidang pengawasan atas kebijaksanaan Pemerintah,
                                                  tidak dihapuskan begitu saja, karena komisi-komisi DPR-GR dapat
                                                  menampung kegiatan-kegiatan itu.


               menurut penjelasan                 3.4.4 Hubungan antara DPR-GR dengan
                  ketika itu daripada             Lembaga-lembaga Negara lainnya.

                  Pd. Ketua tentang                    Berdasarkan pasal I ayat (1) Peraturan Presiden No. 32 tahun
                     Peraturan Tata-              1964, Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong sebagai Pembantu
                                                  Presiden/Mandataris MPRS/Pemimpin Besar Revolusi dalam bidang
                tertib DPR-GR yang
                                                  legislatif dan yang anggotanya juga menjadi anggota MPRS adalah
                    diberikan dalam               Dewan yang bantu membantu dengan Pemerintah berdasarkan

                rapat pleno terbuka               musyawarah atas asas kegotong--royongan dalam rangka Demokrasi
                                                                                               198
                pada tangal 13 Djuli              Terpimpin menuju cita-cita sosialisme Indonesia .
                                                       Dalam perkembangan selanjutnya hubungan yang terjalin
                                   1960
                                                  antara DPR-GR sebagai pembantu dalam bidang legislatif dengan
                                                  Presiden/Mandataris MPRS. Pemimpin Besar Revolusi adalah tunduk
                                                  sepenuhnya kepada Manipol dan pedoman-pedoman pelaksanaannya.
                                                  Sementara itu, adanya predikat “Pemimpin Besar Revolusi” adalah
                                                  juga sepenuhnya untuk memenuhi pedoman pelaksanaan Manipol
                                                  bahwa suatu revolusi hanya dapat berlangsung dan berakhir secara
                                                  baik, jika ada:
                                                           Satu Pimpinan Revolusi yang revolusioner.
                                                           Satu ideologi dan konsepsi Nasional yang revolusioner jelas,
                                                          tegas, dan terperinci (Lihat angka Romáwi II, angka biasa 3
                                                          dalam Keputusan D.P.A. No. 1/Kpts/SD/1/61)




                                                  198   Op.Cit, Seperempat Abad Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia




                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   161
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171