Page 368 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 368

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN



                                                  Ismail Suny membagi pengawasan (real parliamentary control) dalam
                                                  tiga bentuk, yaitu Control of executive, Control of expenditure, dan
                                                  Control of taxation. 540
                                                       Berkaitan dengan kedudukan, tugas dan wewenang DPR-GR
                                                  (minus PKI) yang baru ini secara lebih lanjut diatur dan ditetapkan
                                                  dalam Pasal 1 Peraturan Tata Tertib DPR-GR (Keputusan DPR-GR No.
                                                  10/DPR-GR/III/67-68), yaitu bersama-sama dengan pemerintah
                                                  menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sesuai dengan
                                                  pasal 23 ayat (1) UUD 1945 beserta penjelasannya, kedua bersama-
                                                  sama dengan pemerintah membentuk undang-undang sesuai
                                                  dengan Pasal 5 ayat (1), Pasal-pasal 20, 21 ayat (1), 22 Undang-Undang
                                                  Dasar 1945 beserta penjelasannya, dan melakukan pengawasan
                                                  atas tindakan-tindakan Pemerintah sesuai dengan UUD 1945 dan
                                                  penjelasannya, khususnya penjelasan Bab IV. Oleh karena itu, untuk
                                                  melaksanakan fungsi yang dimaksud UUD 1945, DPR-GR mempunyai
                                                  hak-hak tertentu sebagaimana diatur dalam pasal 6 UU No. 10/1966,
                                                  yaitu hak mengajukan pertanyaan bagi masing-masing anggota,
                                                  meminta keterangan (interpelasi), mengadakan penyelidikan (angket),
                                                  mengadakan perubahan (amandemen), mengajukan usul pernyataan
                                                  pendapat atau usul-usul lain, dan menganjurkan seseorang jika
                                                  ditentukan oleh sesuatu peraturan perundang-undangan. 541
                                                       DPR-GR menurut Pasal 1 ayat (1) Peraturan Presiden No. 32
                                                  tahun 1964 adalah sebagai Pembantu Presiden/Mandataris MPRS/
                                                  Pemimpin Besar Revolusi dalam bidang legislatif, sedangkan kewajiban
                                                  pimpinan (Ketua dan Wakil Ketua DPR-GR) salah satu di antaranya

               Tindakan-tindakan                  ialah,  pada waktu-waktu tertentu  memberikan laporan kepada
                                                  Presiden/Mandataris MPRS/Pimpinan Besar Revolusi (Pasal 6 huruf f
                   lain yang dapat
                                                  Peraturan Presiden No. 32 tahun 1964). Kedudukan sebagai pembantu
                     membuktikan                  presiden dalam bidang legislatif sebenarnya masih tetap berlaku

                pula bahwa DPR-                   selama Peraturan Presiden No. 32 tahun 1964 belum dicabut. Akan

                       GR tidak lagi              tetapi, dalam praktiknya sebelum secara formil Peraturan Presiden
                                                  itu dicabut, DPR-GR minus PKI sudah sudah tidak lagi berkedudukan
               sebagai pembantu
                                                  sebagai pembantu presiden.   Hal ini dibuktikan dengan tidak
                     presiden ialah               terlebih dahulu melaporkan kepada presiden, tetapi pimpinan DPR-

                pendemisioneran                   GR atas inisiatif sendiri dalam masa reses mengambil kebijaksanaan

               pimpinan DPR-GR
                                                  540 Ismail Suny,  “Mekanisme Demokrasi Pancasila”, Cetakan keenam, (Jakarta:  Aksara
                                      ...            Bam, 1987), hal. 57. dalam Mukhtar Pakpahan, Kajian Hukum Tata Negara Terhadap Tidak
                                                    Optimalnya Fungsi DPR-RI Selama Orde Baru, Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-42
                                                    No. 2, April-Juni 2012, hlm. 228.
                                                  541  Sekretariat DPR-RI, Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (29 Agustus 1970-28 Oktober 1971),
                                                    Ibid, hlm. 6-7.




                                      dpr.go.id  368
   363   364   365   366   367   368   369   370   371   372   373