Page 20 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 20

P E N D A H U LU A N



                                                   fisik (1945-1949) serta doktrin “dwifungsi ABRI”, yang dicetuskan oleh
                                                   Jenderal AH Nasution pada 1957, menjadi legitimasi.


                                                   1.3.  Restrukturisasi Politik

                                                         Untuk menunjang tujuan pembangunan, pemerintah Orde
                              Reformasi                                                   14
                          birokrasi oleh           Baru lalu melakukan restrukturisasi politik  demi menciptakan tertib
                                                          15
                    pemerintah Orde                politik,  yang mencakup lima hal:
                                                         1. Birokrasi yang terkendali
                       Baru mengarah                     Untuk mewujudkan  program pemerintah berjalan secara efektif
                      pada sentralisasi            diperlukan birokrasi yang efektif dan tanggap terhadap pimpinan
                        pemerintahan.              eksekutif. Birokrasi menjadi penggerak utama program pembangunan.

                                                   Warisan birokrasi model Orde lama yang terpolitisasi tidak dapat
                                                   dipertahankan. Oleh karena itu, diperlukan reformasi birokrasi menjadi
                                                   prioritas.
                                                         Reformasi birokrasi oleh pemerintah Orde Baru mengarah
                                                   pada sentralisasi pemerintahan. Sentralisasi pemeritahan mencakup
                                                   mencakup tiga hal, yakni pertama, pemusatan proses pembuatan
                                                   kebijakan pemerintah. Langkah ini terwujud dalam bentuk Garis-
                                                   garis Besar Haluan Negara (GBHN) maupun rencana pembangunan
                                                   lima tahun (repelita). Kedua, membuat birokrasi lebih tanggap pada
                                                   pimpinan pusat. Strategi ini menyebabkan banyak perwira ABRI dan
                                                   teknokrat sipil yang berorientasi pada modernisasi masuk pada badan
                                                   pemerintah. Ketiga memperluas wewenang pemerintah pusat dan
                                                   mengkonsolidasikan pengendalian atas daerah. Pemerintah pusat
                                                   menempatkan orang-orang yang dapat dikendalikan oleh pusat di
                                                   berbagai kedudukan pemerintah daerah. ABRI mendapat prosentase
                                                   paling banyak dalam hal ini. Langkah ini juga didukung oleh jaringan
                                                   intelejen dan keamanan yang ditempatkan pada birokrasi di provinsi.


                                                         2. Angkatan bersenjata yang terpadu
                                                         Masalah yang sedang dihadapi oleh pemerintah baru ialah
                                                   faksionisme dalam tubuh angkatan bersenjata. Militer terpecah dalama
                                                   kubu loyalis Soekarno, pendukung Soeharto, maupun para panglima di
                                                   daerah yang menikmati otonomi dan membangun basis kekuatan untuk
                                                   pribadi (Crouch, 1999 : 255-257). Pada  1966 hingga awal 1967, Soeharto


                                                   14   Menurut  Abdul Syukur, restrukturisasi politik merupakan upaya mengatur kembali hubungan
                                                      antara negara dan masyarakat. Lihat Abdul Syukur, “Hubungan Masyarakat dan Negara,” dalam
                                                      Taufik Abdullah (ed.), Indonesia dalam Arus Sejarah Jilid 8: Orde Baru dan Reformasi (Jakarta:
                                                      Ichtiar Baru Van Hoeve, 2012), hlm. 65.
                                                   15   Mochtar Mas’oed, Ekonomi dan Struktur Politik Orde Baru, hlm. 150-183.




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   11
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         Bab I.indd   11                                                                                            11/21/19   17:50
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25