Page 462 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 462

DPR RI 1987 - 1992: ER A  PENGU ATAN  TATANAN
                                                                       EK ONOMI D AN SO SIAL  B ANGS A  INDONE SIA



                                                   Pembangunan mempertanyakan kepada Pemerintah apakah SKB
                                                   tersebut dirasa sudah cukup untuk mendorong film Indonesia
                                                   menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Pertanyaan serupa juga
                                                   datang dari anggota komisi lainnya 287
                                                         Apabila dihitung sejak naskah RUU disampaikan Pemerintah
                                                   ke DPR pada tanggal 11 Juni 1991 hingga disetujuinya RUU tersebut
                                                   seluruhnya memakan waktu sekitar sembilan bulan. Dilihat dari
                                                   jumlah bab, RUU perfilman yang disetujui terdiri dari 12 bab setelah
                                                   melalui beberapa penyempurnaan. Namun dalam hal pasal, terjadi
                                                   perubahan dari 45 pasal menjadi 47 pasal. Menurut Krissantono selaku
                                                   ketua pansus RUU Perfilman, Melalui UU Perfilman, Pemerintah
                                                   dan DPR sama-sama sepakat untuk mencegah terjadinyapersaingan
                       Ketua Pelaksana             tidak sehat dan mencegah pemusatan pada satu tangan atau satu

                           Harian Badan            kelompok yang mengusahakan sejumlah usaha di bidang perfilman
                                                               288
                             Sensor Film           di Indonesia.
                        (BSF), Soekanto,                  Menurut budayawan Asrul Sani, pimpinan Dewan Film Nasional,
                  menyatakan bahwa                 UU Perfilman maupun peraturan pelaksanaannya hanya perangkat
                                                   pengaturan. Hasil yang akan dicapai ditentukan oleh keberhasilan
                     kinerja BSF masih             seluruh pihak untuk menciptakan iklim yang sehat bagi pertumbuhan
                                  lemah...         film.  Menurutnya, film Indonesia masih terkesan ”jalan di tempat”
                                                       289
                                                   dan diserbu oleh film-film Hollywood Amerika. Hal ini disebabkan
                                                   oleh kegagalan pemerintah dalam membina industri perfilman yang
                                                   menyesuaikan diri dengan ekonomi global. Pemerintah dinilai terkesan
                                                   puas dengan keberhasilan UU Perfilman. Namun, perangkat tersebut
                                                   dikalahkan oleh ancaman pemboikotan ekspor tekstil Indonesia ke
                                                   Amerika. Asrul Sani menilai bahwa film harus dilihat sebagai produk
                                                   budaya yang berorientasi masa depan sehingga ancaman tersebut
                                                   merupakan penjajahan yang lebih dalam karena menguasai mimpi
                                                   orang banyak dan berpotensi melahirkan sikap konsumeristis.
                                                                                                                 290
                                                   Selain iu, PP Perfilman sebagai pedoman pelaksanaan UU bukan
                                                   jaminan kemajuan perfilman karena hanya terbatas memperjelas pajak,
                                                   sementara perkembangan film nasional tergantung pada Sumber Daya
                                                   Manusia dan perangkat teknis lainnya. 291
                                                         Ketua Pelaksana Harian Badan Sensor Film (BSF), Soekanto,
                                                   menyatakan bahwa kinerja BSF masih lemah karena film yang


                                                   287   “Komisi IX DPR Minta Agar SKB TIga Menteri Ditinjau”, Kompas, 11 September 1991, hlm 1
                                                   288  “Rapat Paripurna DPR Sepakat RUU Perfilman Disahkan Jadi UU”, Kompas, 10 Maret 1982, hlm
                                                      12.
                                                   289  ” UU Perfilman Bermakna Bila Iklimnya Sehat”, Kompas, 16 Maret 1992, hlm 14
                                                   290 “ Film Indonesia Tak Pernah Mendapat Pembinaan yang Tepat”, Kompas, 19 Februari 1993, hlm
                                                      15
                                                   291  “ PP Perfilman Bukan Jaminan”, Kompas, 12 Maret 1994, hlm 16.



                            SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   461
                              REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         Bab VI CETAK.indd   461                                                                                 25/11/2019   01:40:09
   457   458   459   460   461   462   463   464   465   466   467