Page 62 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 62
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
Haji Achmad Syaikhu lahir di daerah Ampel, Surabaya pada
tanggal 29 Juni 1921. Dia adalah anak kedua dari pasangan H. Abdul
Chamid dan Hj. Fatimah, Achmad Syaikhu sendiri memiliki seorang
kakak bernama Achmad Rifai. Sayangnya diusia yang masih sangat
kecil yaitu dua tahun, Achmad Syaikhu telah ditinggalkan oleh ayahnya
yang wafat. Sedari kecil Achmad Syaikhu memang diintenskan untuk
belajar agama Islam, mengingat keluarganya juga merupakan keluarga
dengan pemahaman agama Islam yang kuat. Awal belajar agama Islam,
Achmad Syaikhu berguru disekitar masjid Ampel, sembari bersekolah
di Sekolah Rakyat Mardi Oetomo. Sekolah ini sendiri merupakan
sekolah tahap awal yang dikelola oleh salah satu organisasi kenamaan
yaitu Muhammadiyah. Achmad Syaikhu kemudian dipindahkan sari
Gambar 2. sekolah rakyat tersebut ke Madrasah Taswirul Afkar, sebuah lembaga
Achmad Syaikhu
Ketua DPR-GR 1967-1971 pendidikan yang didirikan oleh orang-orang yang punya pengaruh kuat
dan Presiden Soekarno. di organisasi Nahdlatul Ulama, seperti KH. Abdul Wahab Chasbullah.
Perjumpaan Achmad Syaikhu dengan pemahaman Islam ala Nahdlatul
Ulama bisa dikatakan dimulai dari ketika ia masuk dalam madrasah
ini. sayangnya karena perekonomian keluarganya yang kurang baik,
selama beberapa waktu Achmad Syaikhu terpaksa tidak melanjutkan
sementara studinya, karena dia harus bekerja paruh waktu membantu
ibunya.
Achmad Sjaichu kembali melanjutkan pendidikannya di
madrasah Nahdlatul Wathan, sembari bekerja paruh waktu pada
seorang tukang jahit. Di madrasah inilah dia bertemu dengan beberapa
guru seperti KH Abdullah Ubaid. Namun ulama besar yang bisa
dikatakan sangat mempengaruhi Achmad Sjaichu adalah KH. Abdul
Wahab Chasbullah, salah satu tokoh pendiri Nahdlatul Ulama bersama
dengan KH. Hasyim Asyari. KH. Abdul Wahab Chasbullah ini nantinya
menikahi ibu dari Achmad Syaikhu, dengan begini dia menjadi anak
angkat dari KH Abdul Wahab Chasbullah.
Karirnya di Nahdlatul Ulama dimulai ketika dia mengajar di
salah satu madrasah milik NU di Surabaya. Selain mengajar dia juga
memulai kepengurusan organisasi ini dari tahap bawah yaitu menjadi
ketua ranting NU cabang Karang Menjangan. Walaupun merupakan
anak angkat Kiai besar sekaligus pendiri organisasi yang bersangkutan,
dia tidak memanfaatkan status tersebut dan memulai karirnya tetap
dari bawah. Karirnya kemudian menanjak ketika dia dipilih sebagai
Dewan Pimpinan Umum Nahdlatul Ulama Cabang Surabaya untuk
periode kepengurusan tahun 1948-1950. Dari sini karir politiknya mulai
dpr.go.id 54
Bab II.indd 54 11/21/19 20:56