Page 19 - MAJALAH 210
P. 19

SU M B ANG  SARAN







              fitur-fitur yang diberikan oleh RKUHP   mendatangkan rasa aman dan    Selain konsep restoratif yang
              yang membedakannya dengan        damai dalam masyarakat”. Bahkan   ditemukan dalam pedoman
              KUHP versi Belanda. Untuk melihat   Pasal 52 menolak konsep retributif   pemidanaan, pilihan pidana
              fitur-fitur ini, maka menjadi penting   sama sekali dengan mengatakan   alternatif selain pidana penjara juga
              untuk merujuk kepada Buku I RKUHP   “pemidanaan tidak bertujuan untuk   menunjukkan bentuk RKUHP yang
              yang mengatur ketentuan umum.    merendahkan martabat manusia”.    lebih mementingkan rehabilitasi
              Ketika masyarakat dipusingkan       Dengan konsep pemidanaan       dibandingkan sifat pembalasan
              dengan Pasal Perzinaan, Penghinaan   tersebut, hakim kemudian dibekali   (retributif). Dalam RKUHP, Pidana
              Presiden, Kumpul kebo, dan berbagai   Pedoman Pemidanaan dengan    Penjara dapat diganti dengan Pidana
              Pasal lain dalam Buku II RKUHP, maka   salah satu amunisi berupaa   Denda, Pidana Pengawasan, dan
              pemahaman terhadap Buku I RKUHP   rectherlijk pardon atau dikenal   Pidana Kerja Sosial tergantung
              akan memberikan perspektif yang   dengan pemaafan hakim. Pasal 54   dari berat ringannya pemidanaan.
              lebih dalam untuk memproyeksikan   ayat (2) mengatakan “Ringannya   RKUHP ini sejalan dengan RUU
              penegakkan Buku II RKUHP di masa   perbuatan, keadaan pribadi      Pemasyarakatan yang menekankan
              yang akan datang.                pelaku, atau keadaan pada waktu   pada konsep rehabilitasi. Dengan
                 Dalam Buku Kesatu RKUHP       dilakukan Tindak Pidana serta yang   konsep pembaharuan ini, over
              telah ditunjukkan semangat       terjadi kemudian dapat dijadikan   kapasitas di Penjara akan berkurang
              RKUHP yang bersifat restoratif.   dasar pertimbangan untuk tidak   dan rehabilitasi terhadap pelaku akan
              Albert Eglash membagi keadilan   menjatuhkan pidana atau tidak     menjadi lebih optimal.
              ke dalam tiga bentuk, yakni      mengenakan tindakan dengan           Selain daripada itu, pasal-
              keadilan retributif, distributif, dan   mempertimbangkan segi keadilan   pasal yang menjadi kontroversi di
              restoratif. Pada keadilan retributif,   dan kemanusiaan”. Dengan   masyarakat harus pula merujuk pada
              pidana dijatuhkan memang untuk   kewenangan tersebut, sekalipun    Buku Kesatu. Sebagai contoh kasus
              menghukum pelaku kejahatan.      rumusan delik terpenuhi Hakim     Unggas masuk pekarangan, ketika
              Konsep ini tercermin sangat kuat   dapat tidak menjatuhkan pidana   terdapat penyelesaian antara pemilik
              dalam KUHP yang masih berlaku saat   dan tindakan sama sekali. Dengan   ungags dan korban, maka perkara
              ini. Untuk keadilan distributif, pidana   pengaturan pedoman pemidanaan   dapat diselesaikan tanpa mekanisme
              dijatuhkan untuk merehabilitasi   ini sudah sepatutnya, masyarakat   hukum. Apalagi dalam pasal tersebut
              pelaku. Hal ini tercermin dalam   tidak perlu mengkhawatirkan adanya   ancaman pidana utama hanya
              sistem pemasyarakatan Indonesia   pemidanaan secara berlebihan oleh   denda. Terkait Aborsi, harus dilihat
              saat ini, sekalipun sangat berat dalam   penegak hukum. Permasalahan pada   juga konsep melawan hukum pada
              praktik dimana overcrowded terjadi   kasus Unggas masuk perkarangan   Buku Kesatu. Jika dilakukan karena
              di banyak Lapas. Selanjutnya, bentuk   ataupun masalah perzinaan bisa   perkosaan atau alasan medis jelas
              yang lebih baik, Keadilan Restoratif   saja mendapatkan pemaafan hakim   menghapus sifat melawan hukum
              adalah tujuan dari proses pidana   tersebut.                       nya. Dalam membaca kasus-kasus
              untuk mengembalikan keadaan         Konsep restoratif juga tercermin   perzinaan yang merupakan delik
              semula dengan mempertimbangkan   dalam Pasal 70 RKUHP dimana       aduan dan pasal-pasal lain harus pula
              kepentingan korban dan rehabilitasi   terdapat pedoman untuk tidak   merujuk pada Buku Kesatu KUHP.
              terhadap pelaku. Dapat dikatakan   menjatuhkan pidana penjara pada    Oleh karena itu, dengan konsep
              bahwa RKUHP telah menggunakan    beberapa kondisi. Salah satu      RKUHP yang bersifat restoratif serta
              konsep pemidanaan dengan keadilan   kondisi yang menunjukkan konsep   urgensi pembaharuan hukum pidana,
              restoratif.                      restoratif adalah ketika “terdakwa   RKUHP ini perlu diapresiasi dan
                 Konsep restoratif terlihat dari   telah membayar ganti rugi kepada   didukung. Penegakkan hukum di
              diaturnya Tujuan pemidanaan      Korban”. Konsep ini menempatkan   masa yang akan datang perlu diawasi
              dalam RKUHP. Tujuan Pemidanaan   adanya resolusi penyelesaian tindak   agar sejalan dengan semangat
              sebelumnya sama sekali tidak diatur   pidana antara pelaku dan korban yang   RKUHP ini. Pengesahan RKUHP akan
              dalam produk hukum apapun. Pasal   tercermin dalam konsep keadilan   memperkuat perlindungan kepada
              51 huruf c menggambarkan keadilan   restoratif. Selain daripada itu, jika   Masyarakat dari berbagai jenis
              restoratif dengan mengatakan     “terdakwa tidak menyadari bahwa   tindak pidana. Tanpa perlu tindakan
              bahwa tujuan pemidanaan adalah    Tindak Pidana yang dilakukan akan   anarki, kritik terhadap RKUHP bisa
              “menyelesaikan konflik yang      menimbulkan kerugian yang besar”,   didiskusikan dengan lebih elegan.
              ditimbulkan akibat Tindak Pidana,   pidana penjara juga tidak selayaknya   Sebagaimana petuah Gandhi, “in a
              memulihkan keseimbangan, serta   untuk dijatuhkan.                 gentle way, you can shake the world”. l




                                                                            TH. 2022      EDISI 210      PARLEMENTARIA        19
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24