Page 117 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 117
Hilmar Farid, dkk.
laporan Belanda, orang-orang Lauje telah menanam tembakau sejak abad
19 yang dikirim melalui Gorontalo. Tembakau telah ditanam dan di ekspor
diolah fermentasi atau dimuaikan di Tonombo, perdagangan tembakau
paling besar di Moutong.(Li 1996).
Kemudian, kekuasaan kolonial Belanda masuk ke Tinombo tahun
1905, hanya di wilayah pesisir tidak naik pegunungan. Hingga tahun 1905
kekuasaan kolonial di Lauje ringan dan tidak langsung. Elit bangsawan
Lautje adalah bawahan dari raja Moutong. Kemudian raja Moutong ada-
lah bawahan dari raja Gorontalo yang pada gilirannya membayar upeti
kepada Belanda yang berkedudukan di Gorontalo.
Kepala-kepala Gorontalo 1886, Koleksi KITLV
Kekuasaan kolonial Belanda untuk menjaga intensitas pemerintahan
terutama pemasukan pajak di sekitar Tomini-Tinombo menujuk seorang
Bugis sebagai raja dan ia dipasang diistana kota Tinombo. Kemudian,
kekuasaan kolonial Belanda bersikeras agar petani-petani Lauje penghuni
pegunungan turun ke bawah dan Belanda memerintahkan untuk mem-
bangun rumah menghadap ke jalan. Perintah Belanda itu untuk memu-
dahkan pemungutan pajak dan transportasi penduduk. Akan tetapi,
tanggapan orang-orang Lauje adalah semakin menghindar jauh ke peda-
laman pegunungan, semacam kewajiban moral untuk menghindari
108