Page 121 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 121
Hilmar Farid, dkk.
J.G.F. Riedel, seorang pejabat kolonial Belanda menulis sketsa etnografi
pertama Sulawesi Tengah sebagian besar didasarkan atas informasi yang
diberikan oleh penguasa kerajaan pesisir untuk bagian utara Sulawesi
Tengah menyebutnya orang dataran tinggi Sulawesi Tengah “pemakan
anjing.” (D’ Andrea 2003:227). Kemudian, menurut laporan yang sama
peta wilayah dataran tinggi dibatasi oleh rangkaian pegunungan dengan
lingkaran gambar di sekitar pusat kepulauan dengan mendapat julukan
“jantung kegelapan” (Schauwers 2000:3). Peta yang dibuat oleh Rieder
adalah membatasi Sulawesi Tengah sebagai ikatan wilayah. Orang di
wilayah ini, meskipun beragam, namun dikelompokkan ke dalam entitas
kebudayaan yang disebut Toraja. 6
Pada 1892, missi Protestan Belanda, Albert C. Kruyt dan sahabat
kerjanya Dr. Nicholas Adriani memimpin missi pertama ke Sulawesi
Tengah. Mereka berdua juga membuat peta etnografi Sulawesi Tengah,
menurut peta yang mereka buat orang Katu berada dalam Toraja Barat
(D’Andrea 2003: 228). Namun sedikit etnik atau dasar linguistic dapat
ditemukan untuk pengelompokkan dalam wilayah itu mempunyai tidak
kurang dari 30 perbedaan kelompok etno-linguistik (D’Andrea 2003: 228).
Perhatian Kruyt adalah batasan dan geografi orang-orang Katu pada
perubahan dan penaklukan. Namun demikian, awal kar-ya mereka meng-
gambarkan identitas kebudayaan mengenai bentangan alam. Satu akibat
6 Albert Christian Kruyt mengganti kata Alfoer atau Aloefoeroe menjadi kata
Toraja sebagai nama tersendiri untuk menghindari pengertian merendahkan yang
terkandung dalam nama Midden Celebes Alfoeren bagi penduduk yang menghuniSulawesi
Tengah. Oleh karena itu sejak tahun 1898 dalam pembagian administrasi kolonial
penduduk asli Sulawesi Tengah dikenal dengan sebutan Toraja. Kata Toraja sendiri
sudah sering dipakai oleh orang-orang Bugis LUWU yang berdiam di sebelah selatan
Poso dan berbatasan dengan rangkain pegunungan Tokelaju untuk menyebut penduduk
tetangganya. Kruyt mengkelompokkan penduduk Toraja atas tiga kelompok yaitu Toraja
Barat, Toraja Timur, dan Toraja Selatan. Kelompok Toraja Barat terdiri dari Toraja
Palu, Donggala sepanjang pantai barat dan timur Sulawesi termasuk Parigi hingga ke
Tolitoli. Sedangkan kelompok Toraja Timur terdiri dari Toraja Poso. Tojo, Koro,
Napu, Bungku, dan Mori yang kesemuanya berlokasi di Sulawesi Tengah. Kemudian,
kelompok Toraja Selatan adalah penduduk Toraja bagian selatan yang disebut sebagai
Toraja Sa’dang. Untuk hal ini lihat. Drs. Hassan. M. Hum. D.k.k. Sejarah Poso.
(Jogjakarta: Tiara Wacana, 2004), hlm., 124.
112