Page 15 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 15

Hilmar Farid, dkk.
            buhan tinggi dengan sendirinya berarti peningkatan taraf hidup dan
            kebahagiaan, tanpa pernah melihat atau mendengar perspektif petani
            mengenai kehidupan mereka sendiri. Sedikit saja kajian yang bisa
            digolongkan sebagai ‘sejarah sosial’ dengan fokus pada kehidupan masya-
            rakat dan bukan angka pertumbuhan atau kerangka legal yang (dianggap)
            mengatur kehidupan masyarakat. Upaya semacam itu justru datang dari
            ahli antropologi yang secara sungguh-sungguh berusaha memahami
            pengalaman masyarakat agraria secara menyeluruh [examples: social
            history, banditry, etc]. Menarik jika diperhatikan semua aspek sejarah
            sosial ini sepertinya terputus dari narasi ‘sejarah ekonomi’ dan mem-
            bentuk sebuah dunia sendiri, padahal yang dibicarakan adalah komunitas
            yang sama, di tempat dan waktu yang sama pula. Masalah lain yang juga
            penting adalah tekanan pada dimensi temporal yang seringkali menga-
            baikan dimensi spasial dari perjalanan sejarah agraria. Banyak kajian
            yang misalnya menulis sejarah agraria mulai dari masa pemerintahan
            Raffles, tanpa mempersoalkan bahwa aturan sewa tanah yang ditetap-
            kannya hanya berlaku di sebagian kecil wilayah di Jawa, dan tidak punya
            efek dan akibat apapun di luar itu. Sama halnya dengan Agrarische Wet
            1870 yang berlaku ‘nasional’ di atas kertas tapi dalam kenyataan berlaku
            secara bertahap dan berbeda-beda dari satu daerah ke daerah yang lain.
            Tentu sulit membayangkan kajian sejarah agraria yang komprehensif
            dan sanggup merekam perkembangan di berbagai daerah secara menye-
            luruh, tapi ‘sintesis geografis’ terhadap berbagai kajian yang dibuat sela-
            ma ini sudah waktunya dipertimbangkan lebih serius. 3

                Tentu saja ini bukan upaya yang mudah. Tantangan utamanya bukan
            hanya pada penggalian sumber sejarah yang masih perlu terus dilakukan
            tapi juga mulai membayangkan sejarah secara geografis atau spasial,
            dan tidak hanya secara kronologis. Buku ini tidak memuat penelitian
            orisinal berdasarkan arsip atau sumber primer lainnya, melainkan ber-
            sandar pada berbagai kajian agraria yang dilakukan di Indonesia selama



                3  Di bidang ekologi yang juga bersinggungan dengan kajian agraria ada Seri Ekologi
            Indonesia yang disunting oleh Tony Whitten, Roehayat Emon Soeriaatmadja dan Suraya
            A. Afiff, tentang semua pulau besar di Nusantara.
            6
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20