Page 20 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 20

Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
               nya terhadap tanah ketimbang nasib dan perikehidupan masyarakat
               dalam hubungannya dengan tanah. Aturan sewa tanah di masa Raffles
               misalnya memang merupakan langkah penting yang mengawali pene-
               tapan hukum mengenai tanah di Hindia Belanda, tapi arti pentingnya
               lebih dalam sejarah hukum dan birokrasi kolonial daripada sejarah
               masyarakat. Seperti diketahui aturan mengenai tanah itu hanya berlaku
               di sebagian Banten, pantai utara Jawa dan bagian timur Jawa yang sebe-
               lumnya sudah dikuasai oleh VOC. Di daerah-daerah lain, apalagi di luar
               Jawa, tidak ada efek apa pun dari aturan hukum tersebut dalam mengatur
               kepemilikan tanah apalagi kehidupan sosial yang lebih luas. Penting
               untuk diingat juga bahwa Hindia Belanda sebagai sebuah kesatuan
               wilayah baru mulai terbentuk pada akhir abad kesembilanbelas. Berlaku
               tidaknya hukum kolonial sangat ditentukan oleh perangkat memaksa
               yang ada di tiap daerah dan juga status dari daerah tersebut. Domein-
               verklaring untuk Sumatra ditetapkan dalam Staatsblad No. 941/1874, tapi
               baru bisa berjalan setelah operasi militer mengalahkan gerakan perla-
                                                   4
               wanan di sana pada awal abad keduapuluh.  Dan sampai jauh memasuki
               abad keduapuluh aturan tersebut tidak efektif membuka Aceh untuk
               eksploitasi.

                   Persoalannya kemudian bagaimana kita memahami himpunan dari
               berbagai perkembangan sosial-historis yang amat kompleks ini? Di satu
               sisi ada ancaman generalisasi berlebihan yang mengabaikan sama sekali
               kekhususan dari wilayah geografis tertentu, tapi di sisi lain ada juga
               bahaya empirisisme naif yang membuat kajian agraria tidak lebih dari
               timbunan kasus tanpa ujung dan pangkal. ‘Sintesis geografis’ pernah
               diusulkan oleh Sartono Kartodirdjo sebagai alternatif dari ‘sejarah
               nasional’ yang terlalu jumawa. Ia menyarankan agar penelitian diarahkan
               kepada kemunculan kawasan historis dan interaksi dari berbagai kawasan
               itu melalui perdagangan dan pertukaran kultural. Seruan itu bersambut



                   4  Domeinverklaring sendiri awalnya dibatasi di Jawa dan Madura, dan baru
               belakangan diberlakukan ke daerah-daerah lain. Di Borneo ketentuan itu ditetapkan
               pada 1875 dan hanya berlaku untuk wilayah selatan dan tenggara. Di karesidenan Menado
               ketentuan itu baru berlaku pada 1877.
                                                                          11
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25