Page 21 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 21
Hilmar Farid, dkk.
dengan munculnya berbagai kajian tentang jaringan perdagangan mari-
tim di Nusantara. Tapi dari data dan kajian yang tersedia cukup jelas
bahwa jaringan perdagangan pribumi itu tidak mengikat berbagai ruang
agraria menjadi kesatuan seperti yang dibayangkan oleh para politisi
nasionalis. Adalah kolonialisme yang kemudian mengikat berbagai ruang
itu sebagai kesatuan ekonomi dan itu pun dengan keterbatasan yang
serius. Sampai akhir kekuasaan kolonial tidak seluruh wilayah yang
diklaim sebagai Hindia Belanda secara efektif berada di bawah kontrol
pemerintah kolonial. Beberapa daerah di Kalimantan, Sulawesi dan juga
Sumatera bahkan jauh memasuki masa kemerdekaan masih hidup
5
mandiri terbebas dari jangkauan industri dan negara. Tapi terlepas dari
berbagai kelemahan itu, seperti di belahan dunia lainnya, kolonialisme
adalah fakta historis dan kultural yang paling utama dalam sejarah
Nusantara setidaknya tiga ratus tahun terakhir. Ahli arkeologi Chris
Gosden mengklaim bahwa dalam sejarah dunia pernyataan itu berlaku
untuk waktu lima ratus tahun dan dalam beberapa hal bahkan sampai
lima ribu tahun (Gosden 2004: 6) Kolonialisme memang merupakan
praktek yang teramat tua dan juga dipraktekkan di Nusantara sebelum
kedatangan Portugis dan Belanda, tapi yang membedakan kolonialisme
modern dengan yang sebelumnya adalah kekuatan yang mendorong
pendudukan itu, yakni kapitalisme. Inilah bingkai yang bisa membantu
kita memahami himpunan informasi yang kompleks tentang sejarah
agraria yang begitu beragam di Nusantara.
Analisis tentang ekspansi kapital secara geografis dalam lintasan
sejarah adalah titik tolak yang penting untuk memikirkan ‘sintesis
geografis’ di atas, karena di satu sisi tetap melihat kekhususan dari ma-
sing-masing ruang agraria tapi juga melihatnya dalam saling-hubungan
dengan ruang yang lain karena dorongan ekspansi kapital. Mungkin
pengandaian yang tepat adalah kanker yang menyebar dengan cara mem-
5 James Scott (2009) menyusun ‘sejarah anarkis’ dari masyarakat dataran tinggi
Asia yang hampir tidak bersinggungan dengan negara sepanjang sejarahnya. Mereka
menempati kawasan yang cukup luas dan menabrak batas-batas negara. Pendekatan
semacam ini mungkin berguna untuk penyelidikan di Nusantara yang juga dihuni oleh
cukup banyak komunitas seperti itu.
12