Page 207 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 207
Hilmar Farid, dkk.
bunga rendah, bahkan bila gagal mengembalikan ada toleransi terha-
dap para penunggak. Pada praktiknya, banyak kredit jatuh pada
petani berlahan luas, pejabat desa, dan bukan petani (‘petani palsu’).
Mereka inilah kelompok yang sering menjadi penunggak utama.
c. Pembelian padi oleh pemerintah melalui penetapan harga dasar
gabah, yang ditujukan untuk membangun stok cadangan gabah
nasional.
d. Pengadaan dan perbaikan sarana irigasi yang dibiayai melalui dana-
dana pinjaman luar negeri.
Keberhasilan-keberhasilan revolusi hijau dalam meningkatkan pro-
duksi beras tidak perlu diragukan lagi. Ditinjau dari segi produksi, rang-
kaian subsidi itu menunjukkan hasil yang luar biasa. Para petani di Jawa
menghasilkan padi dua kali lipat dibandingkan pada masa akhir tahun
1960-an. Sehingga, Indonesia yang tadinya mengimpor beras jutaan ton
di masa Orde Lama, pada 1985 bisa mengalami swasembada beras, hingga
sekarang.
Di balik prestasi “Swasembada Beras” tersebut, terdapat suatu
proses yang biasa disebut sebagai diferensiasi agraria. Diferensiasi agraria
adalah suatu pergeseran kelompok-kelompok sosial yang merupakan
akibat dari masuknya unsur baru di sektor agraria. Hanya 20 hingga 30%
rumah tangga di pedesaan diuntungkan dengan revolusi hijau. Mereka
berhasil menjadi petani kaya yang berkecukupan. Mereka bukanlah
petani-petani yang independen, melainkan bergantung pada subsidi
negara dan perlindungan ekstra-ekonomi negara. Mereka mengonsen-
trasikan sejumlah tanah dan menggunakan sejumlah teknologi baru
dalam proses produksinya. Konsekuensinya, lambat laun mereka men-
jadi kapitalis-kapitalis pertanian, yang mempekerjakan buruh tani untuk
tanah-tanahnya yang cukup luas.
Apa yang sedang terjadi di sektor pertanian adalah pengelompokan
sosial yang di dalamnya terdapat: elit-elit pemerintahan lokal yang
memonopoli, menginvestasikan dan mengambil keuntungan dari pro-
gram pemerintah dan sumber daya-sumber daya di lingkungan lokal;
petani-petani kaya yang diuntungkan dengan konsentrasi tanah yang
dilakukannya; petani-petani miskin yang subsisten dan buruh-buruh tani
198