Page 212 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 212

Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
                   Salah satu organisasi petani yang menyolok tampil sebagai kekuatan
               adalah SPP (Serikat Petani Pasundan), yang bekerja di wilayah pedesaan
               Kabupaten Garut, Tasikmalaya dan Ciamis. Walaupun jumlah tanah yang
               diduduki dan digarap SPP ini belum besar jika dibanding dengan luasan
               wilayah Kabupaten Garut, Tasikmalaya dan Ciamis, namun pendudukan
               dan penggarapan mereka telah dirasakan oleh pihak perkebunan dan
               Perhutani sebagai ancaman yang nyata. Gerakan petani SPP dapat dipa-
               hami pembesarannya pertama-tama melalui aksi-aksi okupasi atau peng-
               garapan tanah yang sebelumnya dikuasai oleh perkebunan-perkebunan
               besar swasta maupun milik negara dan Perhutani. Aksi-aksi okupasi ini
               dimungkinkan oleh hilangnya kemampuan represi para penguasa tanah
               luas dan aparatus negara sebagai konsekuensi langsung dari jatuhnya
               rezim otoritarian Orde Baru, semenjak tahun 1998 lalu. Perubahan konfi-
               gurasi pimpinan politik di daerah (pemda dan DPRD) juga jelas memberi
               kemungkinan baru bagi pimpinan SPP untuk membangun persekutuan
               baru, yang menciptakan ruang dan iklim politik yang kondusif bagi mobi-
               lisasi para petani tak bertanah dan hampir tak bertanah, untuk melaku-
               kan okupasi atas tanah-tanah perkebunan besar dan Perhutani,
               demonstrasi menuntut dijalankannya land reform, dan membangun
               susunan organisasinya.

                   Di tiap wilayah yang menjadi basis lokal dari SPP, dibentuk suatu
               kepemimpinan lokal yang mereka sebut sebagai organisasi tani lokal
               (OTL). Melalui SPP, mereka menggunakan kemampuan yang telah



               anggota serikat-serikat petani wilayah yang tersebar, yakni Perhimpunan Masyarakat Tani
               Aceh (PERMATA), Serikat Petani Sumatera Utara (SPSU), Serikat Petani Sumatera
               Barat (SPSB), Serikat Petani Sumatera Selatan (SPSS), Persatuan Tani Jambi (PERTAJAM),
               Serikat Petani Lampung (SPL), Serikat Petani Banten (SP Banten),  Serikat Petani Pasundan
               (SPP), Serikat Petani Jawa Barat (SPJB), Serikat Petani Jawa Tengah (SPJT), Serikat
               Petani Jawa Timur (SP JATIM), Federasi Serikat Petani Jawa Timur (FSPJT), Serikat
               Tani Nusa Tenggara Barat (SERTA NTB), dan Serikat Petani Kab. Sikka NTT (SPSK
               NTT). Lebih dari sekedar menyuarakan tentang keharusan pembaruan agraria yang sejati
               (genuine agrarian reform), FSPI yang juga telah menjadi anggota aktif dari via Campesina,
               sebuah koalisi internasional yang menjalankan Global Campaign for Agrarian Reform, juga
               mengampanyekan perlawanan terhadap neoliberalisme yang menjadi ancaman global dari
               kaum petani Dunia Ketiga. See http://www.viacampesina.org/  diunduh pada 10 April 2003.
                                                                        203
   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217