Page 216 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 216

Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
               di kota Garut dan Bandung, dalam format Serikat Petani Jawa Barat
               (SPJB). SPJB adalah suatu format pengorganisasian petani yang
               melibatkan tokoh-tokoh petani dari kasus-kasus konflik tanah yang
               ditangani oleh LBH Bandung sebagai pengacara/kuasa hukum mereka,
               semenjak akhir tahun 1980-an. SPJB sendiri didirikan pada tahun 1991
               dengan melibatkan di antaranya kasus Cimerak di Kabupaten Ciamis,
               kasus Sagara dan kasus Badega di Kabupaten Garut, kasus Jatiwangi di
               Kabupaten Majalengka, kasus Gunung Batu di Kabupaten Sukabumi, dan
               kasus Cikalong Kulon di Kabupaten Purwakarta. Meski SPJB kurang
               berhasil dalam memobilisasi politik petani di tingkat wilayah, terutama
               karena situasi politik yang tidak kondusif, namun sepanjang 10 tahun
               dapat dikatakan, SPJB berhasil mengembangkan banyak aktivitas pendi-
               dikan untuk tokoh-tokoh petani dari berbagai kasus tanah itu dan untuk
               aktivis terpelajar dari kota itu sendiri.
                   Aktivis terpelajar dari kota Garut mulai melepaskan diri dari SPJB
               pada tahun 1998, setelah terjadinya perubahan kesempatan politik akibat
               jatuhnya rezim otoritarian Soeharto. Selepas keluar dari penjara pada
               tahun 1997, selama 9 bulan karena dituduh menjadi provokator dalam
               kasus kerusuhan di Tasikmalaya (kota yang bersebelahan dengan Kabu-
               paten Garut), Agustiana, pemimpin dan penggerak utama SPP, menilai
               bahwa mereka memiliki kesempatan lebih baik untuk mengembangkan
               kepemimpinan dan organisasi sendiri yang lebih baik dari SPJB untuk
               wilayah Pasundan (Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, dan
               Kabupaten Ciamis). Penilaian itu berpengaruh sedemikian rupa sehingga
               pada gilirannya, pada bulan Februari tahun 2000, sejumlah aktivis terdi-
               dik dari kelas menengah kota di Garut, Tasikmalaya dan Ciamis bersama-
               sama tokoh-tokoh petani dari kasus-kasus tanah di tiga kabupaten itu
               mendeklarasikan pendirian SPP.
                   Saat ini, SPP telah menjadi laboratorium praktik dari seluruh pem-
               bicaraan KPA (Konsorsium Pembaruan Agraria) tentang pembaruan
                                                                101
               agraria yang berlangsung semenjak tengah tahun 1980-an.  Isu pemba-

                   101  Lihat Gutomo Bayu Aji, Tanah untuk Penggarap, Pengalaman Serikat Petani
               Pasundan Menggarap Lahan-lahan Perkebunan dan Kehutanan. Bogor: Pustaka Latin, 2005.
                                                                        207
   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221