Page 217 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 217

Hilmar Farid, dkk.
            ruan agraria ini secara sistematik ditampilkan (kembali) ke panggung
            gerakan sosial berskala nasional, oleh Konsorsium Pembaruan Agraria
            (KPA), suatu jaringan ornop berskala nasional yang dibentuk pada tahun
            1995, oleh 65 organisasi dan beberapa akademisi dan aktivis ornop se-
                        102
            nior ternama.  Semenjak masa Orde Baru berkuasa hingga sekarang,
            KPA telah bekerja mengembangkan berbagai analisis mengenai konflik
            agraria dan struktur agraria yang terjadi di berbagai wilayah, dan mengri-
            tik politik agraria yang menyebabkannya,  serta mempromosikan pemba-
            ruan agraria melalui seminar, lokakarya, latihan, penelitian, dan pener-
            bitan. 103

                Lebih dari sekedar menjadi arena praktik dari pembicaraan tentang
            pembaruan agraria itu, pimpinan SPP yang berasal dari aktivis terpelajar,
            sedang berada pada posisi yang sangat baik untuk memengaruhi dunia
            ornop Indonesia yang sedang bergelut mencari strategi yang tepat dalam
                                       104
            memperjuangkan land reform.  Sementara banyak ornop Indonesia
            sedang getol belajar tentang advokasi kebijakan , SPP telah memberi
                                                     105

            SPP telah mengeluarkan buku pedoman bagi anggota-anggotanya, Andi Supriadi, Ibang
            Lukman Nurdin, Indra Agustiani dan S. Maulana Rahayu, Gerakan Rakyat untuk Pembaruan
            Agraria, Gerak Langkah Perjuangan SPP (Serikat Petani Pasundan), Garut: Serikat Petani
            Pasundan, 2005.
                102  Lihat: http://www.kpa.or.id. Konsorsium Pembaruan Agraria dalam musyawarah
            nasional pertamanya di bulan Desember tahun 1995 telah menetapkan tujuannya,
            yakni”menciptakan sistem agraria yang adil dan menjamin pemerataan pengalokasian sumber-
            sumber agraria bagi seluruh rakyat Indonesia, dalam hal menjamin kebebasan berserikat,
            jaminan kepemilikan, penguasaan dan pemakaian sumber-sumber agraria bagi petani, nelayan,
            dan masyarakat adat serta jaminan kesejahteraan bagi rakyat kecil” (Anggaran Dasar
            Konsorsium Pembaruan Agraria, 1995, pasal 2). Lalu, ditetapkan bahwa peran dari KPA
            adalah “memperjuangkan pembaruan agraria”, dan KPA “berfungsi sebagai penguat,
            pemberdaya, dan pendukung perjuangan petani, nelayan, masyarakat adat, serta rakyat pada
            umumnya”. Secara khusus KPA berfungsi sebagai “kelompok penekan terhadap kebijakan
            dan sistem agraria yang tidak adil” (Anggaran Dasar, Pasal 4).
                103  Dianto Bachriadi, et al (Eds), Op. Cit.
                104  Sekretaris Jenderal SPP pada tahun 2002 yang lalu dipilih menjadi Ketua Majelis
            Kedaulatan Anggota dari Konsorsium Pembaruan Agraria. Konsorsium ini ditetapkan
            berdirinya pada bulan Desember tahun 1995, oleh enam puluh lima organisasi nonpemerintah
            dan sejumlah individu. Lihat: http://www.kpa.or.id
                105  lihat: Roem Topatimasang, dkk, Merubah Kebijakan Publik, Panduan Latihan
            Advokasi, Yogyakarta: Insist Press, 2000.
            208
   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222