Page 220 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 220

Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
               ber Daya Nasional yang berkeadilan; serta Pembagian Keuangan Pusat
               dan Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. TAP
               MPR inilah yang kemudian menjadi dasar pembentukan UU No. 22 tahun
               1999 tentang Pemerintahan Daerah, dan UU No. 25/1999 tentang Perim-
               bangan Keuangan Pusat dan Daerah. Selain ketegangan-ketegangan
               umum antara rakyat pedesaan, negara dan modal yang terus berlanjut
               sebagai hasil kerja rezim Orde Baru, penerapan perundang-undangan
               itu menghasilkan setidaknya tiga ketegangan pokok lain di daerah, yakni
               (i) Ketegangan antara DPRD dengan pemerintah kabupaten, yang berasal
               dari kedudukan DPRD jauh lebih kuat dibanding sebelumnya, baik da-
               lam kegiatan legislasi, anggaran, pengawasan, maupun pemilihan-per-
               tanggungjawaban bupati; (ii) Ketegangan antara pemerintah daerah
               dengan pusat yang berhubungan dengan tarik-menarik kewenangan
               pemerintahan, pengaturan wilayah, dan keuangan; dan (iii) Ketegangan
               antara “desa” dengan pemerintahan daerah, terutama mengenai peme-
               rintah desa sebagai lembaga otonom atau perpanjangan tangan peme-
               rintah. 107
                   Jadi, kesuksesan aksi-aksi pendudukan dan penggarapan tanah
               petani-petani yang bergabung dalam SPP dibatasi oleh cara kebijakan
               pertanahan nasional dijalankan. Alih-alih merespon kebutuhan para
               petani penggarap, pimpinan Badan Pertanahan Nasional (BPN) RI
               periode 2001–2005 sibuk menggunakan TAP MPR No. IX/2001 untuk
               melakukan pengusulan undang-undang baru pengganti UUPA dengan
                                           108
               “meredefinisi prinsip-prinsipnya” . Hal ini tentu menangguk pro dan
               kontra yang tidak selesai, baik di kalangan ornop, sarjana hukum agraria,
               dan pejabat pemerintahan, hingga akhirnya tercapai kesepakatan antara
               pimpinan baru BPN-RI 2005–2009 dengan Komisi II DPR-RI pada tahun


                   107  Noer Fauzi dan R. Yando Zakaria, Mensiasati Otonomi Daerah, Panduan Fasilitasi
               Pengakuan dan Pemulihan Hak-hak Rakyat, Yogyakarta: Insist Press bekerja sama dengan
               Konsorsium Pembaruan Agraria, 2001.
                   108  Maria S.W. Soemarjono, “Implementasi Ketetapan MPR RI No. IX/MPR/
               2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Bidang Pertanahan”,
               makalah pada rapat kerja nasional (rakernas) Badan Pertanahan Nasional di Malino, 25-28
               Maret 2002.
                                                                         211
   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225