Page 59 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 59

Hilmar Farid, dkk.
            Apakah pernyataan ini tidak keliru? Perluasan industri perkebunan
            adalah berasal dari surplus yang dirampas dari tenaga kerja industry
            itu. Hal ini akan dibahas pada sub bab selanjutnya.

                Pada 1890, terjadi krisis harga tembakau merosot dari 1,46 gulden per
            pon menjadi 0,72 per pon. Krisis yang terjadi 1890-894 itu menghempaskan
                                                                 42
            25 perusahaan perkebunan tembaka, terutama perkebunan kecil.  Akibat
            dari krisis itu terjadi perubahan organisasi dan manajemen perusahaan.
            Perusahaan-perusahaan kecil yang tutup usahanya diambil-alih oleh
            perusahaan besar. Setiap ladang perkebunan tembakau membutuhkan 750
            hingga 1000 gulden untuk proses perluasan tembakau gulung. Jika
            perkebunan kecil mempunyai 40 ladang, mereka membutuhkan uang
            sebesarr 400.000 gulden dan bagi perkebunan kecil perlu meminjam dari
            bank dan perkebunan besar. Pihak bank dan perkebunan besar akan
                                                              43
            menyanggupi pemberian kredit dengan perjanjian hasil panen.  Pada 1890-
            an hak-hak kepemilikan perkebunan kecil jatuh ke tangan perkebunan besar
            yang mempunyai relasi dengan bank seperti Nederlandsch Handel
            Maatschappij dan Deli Maatschappij.  Nampak hasil dari krisis 1890 terjadi
                                         44
            konsentrasi kapital dari beberapa perusahaan perkebunan besar.

                Pasca krisis 1890-an telah dikeluarkan 44 konsesi tanah untuk 22
            perusahaan milik perseorangan yang berpusat di luarnegeri, 37 konsesi
            untuk 13 perusahaan non Belanda yang berpusat di Hindia Belanda.
            Kemudian, 138 konsesi kepada 64 perusahaan dan perusahaan yang
                                               45
            berpusat di Belanda dan Hindia Belanda.  Kurangnya perhatian pihak
            Belanda terhadap prospek baik dari tanaman karet membuat modal
            Inggeris dan AS lebih unggul mula-mula daripada modal Belanda.

                Selanjutnya pada 1907, Harrisons and Crosfield sebuah firma Inggris
            memperluas perkebunan di Sumatera Timur. Perusahaan itu sebelumnya

                41  Op.Cit., Jan Breman. Menjinakkan sang kuli…. hlm,. 121.
                42  Thee, Kian Wie. Plantation Agriculture and Export Growth: An Economic
            History of East Sumatra, 1863-1942. (Jakarta: LEKNAS-LIPI, 1977), hlm., 23.
                43  Op.Cit.,Breman.  Menjinakkan sang kuli. hlm.,219.
                44  Pada 1879 Deli Maatschappij mempunyai 7.000 hektar dan tahun 1920 menjadi
            180.000 hektar. Lihat. Ibid.,Breman. Menjinakkan sang kuli, hlm., 220.
                45  Op.Cit.,  Allen and Donnithorn. Western Enterprise., hlm. 26.

            50
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64