Page 161 - Reforma Agraria Tanah Ulayat
P. 161

Tidak ada  hubungan  superior-inferior  antara  koperasi
          dengan  perusahaan  kapital  ataupun  antar  sesama anggota
          koperasi. Sumber daya koperasi tersebut dijalan secara langsung
          oleh anggota-anggotanya.  Dengan  demikian, masyarakat  tetap
                                                      184
          menjadi  basis  bagi pertumbuhan  ekonomi.  Sedangkan pola
          kemitraan  atau  KKPA, mengutip  Dianto Bachriadi, tidak  lebih
          dari  upaya untuk  menjadikan masyarakat adat, bahkan petani
          umumnya, sebagai buruh murah di  atas tanah  mereka sendiri.
          Mereka  memang  dilibatkan  dalam  skema  penguatan  sektor
          pertanian, tetapi bukan sebagai basis bagi pembentukan fondasi
          pertumbuhan ekonomi.   185

             Para petani atau masyarakat adat dalam Praktik KKPA tidak
          pernah dilibatkan  secara  langsung  ketika  proses  produksi ke
          sumber dasar alat produksi, berupa tanah. Tidak pula dilibatkan
          secara menyeluruh dalam penentuan harga serta bagi hasil. Di
          satu sisi ada pihak yang dapat mengola lahan secara langsung,
          sedang di sisi lain ada yang tidak dapat melakukannya. Ada yang
          dapat  menentukan harga serta bagi hasil produksi, sementara
          ada pula yang tidak. Artinya, ada pihak yang berkuasa dan ada
          yang dikuasai. Padahal, ke semuanya sama-sama berada dalam
          siklus perekonomian yang sama tetapi terdapat relasi superior-
          inferior. Dengan demikian, jelas bahwa koperasi yang terkandung
          dalam pola kemitraan ẚla Perpres No. 86 Tahun 2018 tidaklah
          sama dengan koperasi yang dikonsepkan Hatta.

             Meski  memiliki  persoalan  konseptual  sejak  tingkatan
          peraturan,  lalu  mengapa  program reforma agraria atas  tanah
          184   Ibid., hlm. 150-151.
          185   Dianto Bachriadi, “Reforma Agraria untuk Indonesia: Kritik atas Reforma Agraria ẚ la SBY,”
            Agrarian  Resources Center:  Seri Working  Paper Kebijakan  Agraria dan  Pembangunan
            Pasca Orde Baru, No. 7/WP-KAPPOB/I/2017, hlm. 13.


        126   Reforma Agraria Tanah Ulayat
   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166