Page 271 - Berangkat Dari Agraria
P. 271

248  Berangkat dari Agraria:
                  Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
             konflik yang terkait perusahaan negara di bidang kehutanan di Jawa,
             ada 57 kasus atau 26,27% dari total kasus kehutanan.

                 Masih sering terdengar, masyarakat yang tinggal bergenerasi dan
             hidup harmoni dengan hutan, tiba-tiba dianggap melanggar hukum
             karena menempati kawasan yang mesti steril dari penetrasi manusia.
             Belum lagi penetapan kawasan hutan atau pemberian ijin konsesi
             bagi korporasi kerap memasukan perkampungan dan garapan warga
             yang memicu protes masyarakat. Kasus di Desa Kinipan, Lamandau,
             Kalimantan Tengah salah satunya.

                 Karena  itu perlu  terobosan  fundamental pada  kebijakan
             yang berlaku  secara nasional.  Terobosan ini  sebaiknya menjadi
             substansi dalam penataan legislasi dan regulasi kehutanan. Pertama,
             perubahan paradigma kebijakan kehutanan yang mengkombinasikan
             konservasi dengan  kemanfaatan  sosial  dan ekonomi.  Orientasi
             kebijakan digeser menjadi hutan untuk kemakmuran rakyat tanpa
             mencederai kelestarian  fungsi hutan. Perlu  dekonstruksi istilah
             kawasan hutan  secara mendasar. Meminjam Sudarsono Soedomo
             (IPB, 2020), kebijakan kawasan hutan masih bertahan dengan wajah
             lama dengan menguasai dua pertiga daratan sebagai kawasan hutan
             dan hanya mengalokasikan sepertiganya sebagai areal penggunaan
             lain. Wajah ini harus diubah.

                 Kedua, perubahan legislasi dan regulasi kehutanan yang semula
             membatasi  pelepasan  kawasan  hutan  yang  tidak  berlaku  untuk
             wilayah  yang luas kawasan hutannya kurang  dari  30% menjadi
             dimungkinkan selama  untuk  mendukung  perkembangan  sosial
             ekonomi  masyarakat.  Pelepasan kawasan hutan  di Jawa,  Bali  dan
             Lampung tidak boleh dikunci sehingga menjadi haram untuk agenda
             reforma  agraria.  Langkah  yang  dapat ditempuh  adalah  merevisi
             Undang-Undang Kehutanan.

                 Ketiga,  pembaruan langkah  dalam  praktik juga  tak kalah
             penting. Sehubungan dengan banyaknya pemukiman penduduk dan
             areal desa yang berada di dalam kawasan hutan, atau di daerah yang
             berbatasan dengan kawasan hutan patut menjadi pokok perhatian.
             Lahan garapan warga berupa sawah atau ladang yang juga berada di
   266   267   268   269   270   271   272   273   274   275   276