Page 282 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 282

Masalah Agraria di Indonesia

                kenyang ditambah dengan rasa dendam kepada musuh,
                menjalankan siasat bumi hangus itu dengan gembira dan pe-
                nuh semangat, dengan tidak takut dan gentar menentang baha-
                ya sebagai akibat perbuatannya itu. Di beberapa tempat lagi,
                untuk kepentingan biaya perang dan perjuangan, beberapa
                orang pimpinan perang memberikan hutan kepada rakyat
                dengan memungut uang.
                    Beribu-ribu hektar tanah onderneming dan hutan dija-
                dikan tanah pertanian rakyat untuk menanam bahan makanan
                dan untuk mendirikan gubug-gubug rumahnya yang sebelum-
                nya mereka menumpang di pekarangan orang lain.
                    Hal ini terus-menerus terjadi pada waktu perang kolonial
                yang kedua sejak Desember 1948, karena siasat bumi hangus
                juga. Pembumi-hangusan berjalan dengan hebatnya, dijalan-
                kan oleh rakyat tani. Berduyun-duyun orang datang dari desa
                yang jauh, datang ke tempat sarang onderneming “untuk mem-
                buka kebun” sambil turut menunaikan kewajiban perintah
                perjuangan, membumi-hanguskan bangun-bangunan musuh
                yang berupa onderneming. Sambil berjuang menunaikan
                kewajiban nasional, mempertahankan kemerdekaan dan me-
                lumpuhkan kekuatan musuh, mendapat tanah untuk tiang
                penghidupannya.
                    Bagi rakyat tani, mempertahankan kemerdekaan tidak lain
                dimaksudkan terutama mempertahankan tiap-tiap jengkal
                tanah yang menjadi sumber dan tiang penghidupannya.
                    Di daerah-daerah Republik yang tidak diganggu oleh
                Belanda sebelum perang kolonial pertama dan kedua, onder-
                neming-onderneming modal asing “di-Indonesia-kan” diku-
                asai oleh orang-orang Indonesia dengan merek “milik Republik
                Indonesia”. Karena ketaatan rakyat kepada Pemerintah dan

                                                                   261
   277   278   279   280   281   282   283   284   285   286   287