Page 286 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 286

Masalah Agraria di Indonesia

                jajahannya dengan sumber-sumber kekayaan alamnya,
                dengan jalan agresi militernya yang berulang-ulang dan meng-
                habiskan biaya bermilyar-milyar rupiah itu, kemudian dicoba
                dengan jalan K. M. B.
                    Perundingan sejak tahun 1947 antara komisi Jendral
                Belanda dengan pihak Republik Indonesia selalu disela-selingi
                oleh Belanda dengan serbuan-serbuan ke daerah-daerah ke-
                kuasaan Republik, seperti penyerbuan-penyerbuan ke Krian,
                Sidoarjo dan Mojokerto. Bukan dengan kebetulan saja penyer-
                buan ke daerah-daerah itu. Krian, Sidoarjo dan Mojokerto
                adalah daerah-daerah onderneming gula. Dengan penyerbuan
                ke daerah-daerah itu bermaksud akan kembali menguasai
                perusahaan-perusahaan gula.
                    Tuntutan Belanda dalam perundingan dengan Republik
                Indonesia sesudah persetujuan Linggarjati terutama minta
                adanya “jendarmeri bersama” (gesamenlijke gendarmerie)—
                yang ditolak oleh Republik—untuk mengganti T. N. I. sebagai
                alat kekuasaan Republik penjaga keamanan, dengan penjagaan
                bersama tentara Belanda dan T. N. I. yang akan lebih dapat
                membuat “aman” kebun-kebun dan onderneming modal be-
                sar daripada dalam penjagaan T. N. I. sendiri.
                    Orang tak akan lupa bahwa agresi militer Belanda pertama
                pada bulan Juli 1947, ditujukan pertama-tama ke daerah-
                daerah pusat onderneming di Sumatera Timur dan daerah-
                daerah lainnya semacam itu di Indonesia. Dan justru karena
                itu pula, kelancaran penyerbuan Belanda ke daerah-daerah
                lainnya terhambat, oleh karena komandan-komandan tentara
                Belanda yang memimpin penyerbuan itu diboncengi kaum
                “planters” dan direksi-direksi onderneming, berulang-ulang
                terpaksa membelok dan menyimpang, sehingga dahulu untuk

                                                                   265
   281   282   283   284   285   286   287   288   289   290   291