Page 287 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 287
Mochammad Tauchid
menduduki onderneming dan mengatur usaha-usaha
pengembalian jalannya pabrik-pabrik lebih dulu. Tak salah
kalau orang berkata: Tentara Kerajaan Belanda adalah “tentara
onderneming”.
Penyerbuan Belanda dalam agresi militer ke II nampak
sekali pengaruhnya pada pasar dunia. Berita pendudukan
Belanda di daerah-daerah Republik segera diikuti dengan naik-
nya catatan bursa andil (saham) perkebunan di Negeri Belan-
da.
Yang jadi sasaran agresi militer Belanda kedua pada bulan
Desember 1948, daerah-daerah onderneming pula pertama-
tama, seperti Asahan, Malang Selatan dan Kediri.
Itulah pula sebabnya maka dengan segala kekuatan yang
ada, Belanda berusaha untuk mengembalikan kekuasaan
turunan raja-raja di Sumatera Timur yang rapat hubungannya
dengan kehidupan onderneming di sana, dengan mendirikan
apa yang dinamakan “Negara Sumatera Timur”, dengan Ba-
risan pengawalnya sebagai “Barisan Pengawal Perkebunan”.
Pasal-pasal dalam perjanjian K. M. B. di lapangan keu-
angan dan perekonomian, terutama berisi pengakuan oleh
Pemerintah R. I. S. atas hak orang asing akan tanah, yaitu hak-
hak konsesi dan erfpacht serta hak untuk mengusahakan
selanjutnya (lihat lampiran No. VII).
Hilangnya kekuasaan politik belanda di Indonesia yang
dicoba berulang-ulang direbut kembali dengan agresinya itu,
masih mendapatkan sisa hak yang besar itu. Bagi Rakyat In-
donesia, kembalinya kekuasaan orang asing akan eksploitasi
tanah, berarti diambilnya isi kemerdekaan yang terpenting
baginya.
Rakyat-Tani tadinya menyangka, bahwa apa yang sudah
266