Page 285 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 285
Mochammad Tauchid
dalam K. M. B. jelaslah sudah bahwa bagi Belanda memper-
tahankan jajahan di Indonesia adalah mempertahankan
perkebunan-perkebunan dan tanah-tanah yang menjadi sum-
ber kekayaan kaum modal, yang selama itu betul-betul men-
jadi gantungan hidupnya.
Seperti telah diketahui, segala usaha Belanda di Indone-
sia tergambar dan bercermin pada politik agrarianya. Kete-
rangan ini akan tambah lebih jelas lagi dengan tindakan dan
usaha Belanda selama waktu perang kolonial. Perang kolonial
yang oleh mereka dikatakan sebagai “tindakan keamanan”,
tujuannya untuk merebut kembali perkebunan-perkebunan.
Keamanan bagi mereka adalah “keamanan kebun”, keamanan
onderneming dan keamanan modal besarnya. Belanda, seba-
gai juga penjajah Inggris di Asia ingin mempertahankan
daerah-daerah yang menghasilkan bahan mentah yang sangat
besar harganya. Kalau Inggris dengan sikap yang besar “mem-
beri kemerdekaan” kepada India dan Burma, tidak demikian
halnya terhadap Malaya yang terus dipertahankan dan dipe-
gang kuat-kuat, sebagai sumber bahan-bahan mentah yang
sangat menguntungkan Inggris. Demikianlah juga maksud
Belanda kepada Indonesia.
Perang kolonial yang lalu menunjukkan dengan terang
maksud Belanda. Tanah, perkebunan, sumber kekayaan
sebagai urat nadi penghidupan, itulah yang menjadi pokok
perebutan.
Mungkin kita kurang menginsafi, bahwa bagi Belanda
kembalinya kuasa atas perkebunan-perkebunan lebih penting
dan lebih besar artinya daripada kembali mempunyai Guber-
nur Jendral, mempunyai Hindia Belanda tidak dengan perke-
bunan itu. Kegagalan percobaan untuk merebut kembali
264