Page 284 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 284

Masalah Agraria di Indonesia

                perkebunan-perkebunan diteruskan oleh orang Indonesia,
                sebaliknya juga “kewajiban historis” yang pahit masih dite-
                ruskan oleh penanggung kewajiban historis yang dahulu juga.
                Hanya sekedar meneruskan kebiasaan yang sudah berlaku.
                Rakyat biasa juga menetapi kewajiban membayar pajak dan
                beban itu. Hak dan kewajiban sejarah kolonial terus berlaku.
                Pemilik hak sejarah berganti, dari tangan kulit putih kepada
                orang Indonesia, sedang beban sejarah, tetap pemikulnya
                yang dulu menjadi pemikul kewajiban sejarah kolonial itu juga.
                    Perjuangan kemerdekaan mengalami pasang surutnya.
                Dan akhirnya setelah beberapa jalan, terjadilah persetujuan
                K. M. B. (Konferensi Meja Bundar) sebagai hasil “Konferensi
                Damai” untuk tawar-menawar isi kemerdekaan yang “diberi-
                kan” oleh Belanda kepada bangsa Indonesia, sebagai penga-
                kuan oleh Belanda atas kemerdekaan bangsa Indonesia.
                    Sebagai telah diuraikan di muka, bahwa tanah sebagai
                sumber penghidupan, sumber kekayaan bagi bangsa dan
                negara, serta pokok kemakmuran Rakyat, bagi Belanda meru-
                pakan sumber keuntungan yang selama ini menjadi gantungan
                hidupnya.
                    Persetujuan K. M. B. berpokok pada soal ekonomi yang
                bersumber pada tanah-tanah perkebunan. Oleh Belanda
                diketahui itulah sumber yang terpenting yang mesti dibela
                dan dipertahankan.
                    Pemberian pengakuan kemerdekaan dan kedaulatan oleh
                Belanda kepada Bangsa Indonesia meminta balas pengakuan
                hak sejarah kaum modal untuk masih terus mempunyai hak
                atas tanah-tanah perkebunan, dengan perlindungan dan ja-
                minan keselamatan perkembangannya.
                    Dengan apa yang dituntut dan dipertahankan oleh Belanda

                                                                   263
   279   280   281   282   283   284   285   286   287   288   289