Page 301 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 301

Mochammad Tauchid

              karena berat cicilannya, maka terpaksa juga berhenti, dan
              tidak tahu bahwa sawahnya itu sudah jatuh ke tangan orang.
              Pegawai yang merasa mempunyai tanah belum tahu di
              mana letak sawahnya. Dia sendiri tinggal berumah di lain
              daerah. Tanah itu didapat dari yang dulu dilelangkan, dibeli
              oleh 4 orang itu yang dulu membuka sendiri. Karena tidak
              dapat meneruskan menyicil, dicabut dan dilelangkan, dan
              jatuh ke tangan pegawai Bank Rakyat itu.
              Demikianlah salah satu contoh dari banyak perkara tanah
              di salah satu tempat saja. Di seluruh Indonesia terdapat
              bermacam-macam perkara yang aneh, ganjil, pusaka zaman
              yang lampau, dari penipuan dan pemerasan.
            4. Tani Lampung tak punya tanah
              Ganjil kedengarannya. Sukar orang dapat percaya. Selagi
              orang-orang dari Jawa yang tidak punya tanah disiapkan
              untuk berangkat ke Lampung dan ke daerah-daerah lainnya
              untuk mendapatkan tanah buat lapang pertanian dan peng-
              hidupannya, kedengaran suara orang tani Lampung tidak
              mempunyai tanah. Keganjilan ini adalah warisan di zaman
              penjajahan dulu, salah satu dari seribu satu macam kegan-
              jilan dan keanehan yang terjadi, tetapi menjadi barang biasa
              di waktu itu. Di zaman penjajahan semuanya ini bukannya
              keganjilan dan keanehan. Sudah barang biasa. Sebab, pen-
              jajahan sendiri sudah merupakan keganjilan.
              Keganjilan ini terjadi di Tegineneng, kecamatan Natar Lam-
              pung Selatan. Beratus-ratus keluarga tani di sana, di desa
              Natar, Muara putih, Negara Ratu dan Pengadilan, tidak
              dapat lagi meluaskan usaha pertaniannya karena tidak ada
              tambahan tanah. Yang dapat dicatat, 426 orang keluarga
              tani di sana (di empat desa) tidak mempunyai tanah untuk

            280
   296   297   298   299   300   301   302   303   304   305   306