Page 302 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 302
Masalah Agraria di Indonesia
pertaniannya. Belum lagi orang-orang lainnya yang belum
tercatat, berbilang ratusan keluarga.
Lampung masih cukup mempunyai tanah yang belum
dikerjakan. Lampung masih memanggil orang-orang dari
daerah lain ke sana untuk diajak membuka kemakmuran
dan kesejahteraan di sana untuk orang yang datang dan
yang didatangi.
Kalau terjadi kekurangan tanah bagi keempat desa itu adalah
karena tanah sekeliling desa-dea itu yang berupa hutan la-
rangan sudah dimiliki oleh onderneming dengan pemberian
erfpacht. Terlarang untuk rakyat tetapi bebas masuk kaum
modal di sana. Desa-desa mereka dikepung oleh tanah ca-
dangan onderneming. Tanah persediaan bagi rakyat sudah
habis.
Tanah-tanah itu masih berupa hutan dan sudah berpuluh-
puluh tahun menjadi tanah cadangan yang belum juga
dibuka untuk dijadikan onderneming. Luasnya berpuluh-
puluh kilo meter, terbilang tanah yang terpilih (baik dan
subur).
Untuk meluaskan tanah pertaniannya, rakyat harus men-
cari tanah dengan bejalan berpuluh kilo meter di luar hutan
larangan marga yang menjadi hutan larangan onderneming
itu. Di sana mereka hanya mendapatkan tanah alang-alang
yang tidak subur, tanah yang ditampik oleh onderneming.
Berulang-ulang rakyat meminta untuk membuka hutan itu,
karena tambahnya keluarga sudah tidak dapat lagi dijamin
oleh tanahnya, yang tak mau bertambah lebar. Tetapi per-
mintaan itu tidak dikabulkan, karena onderneming yang
bermaksud akan meluaskan perkebunannya untuk selama-
lamanya nanti, lebih baik membiarkan tanahnya berupa
281