Page 308 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 308

Masalah Agraria di Indonesia

                rintah belum dapat menyelesaikan kesulitan di lapangan agra-
                ria yang membelit dirinya.
                    Kesetiaan kepada rakyat sukar atau tak dapat dipersa-
                tukan dengan “kesetiaan” kepada perjanjian K. M. B. yang
                mengandung pertentangan dengan kepentingan-kepentingan
                rakyat. Dua kesetiaan yang tidak dapat atau sukar dipersa-
                tukan
                    Pelanggaran yang sudah sekian lamanya dijalankan oleh
                penyewa-penyewa tanah (erfpachters) seperti telah diuraikan
                di muka—di antaranya tidak menanami tanahnya dengan
                tanaman menurut kontraknya—dulu oleh Belanda dibiarkan
                terus. Pemerintah Republik pun tidak segera mengambil tin-
                dakan yang semestinya terhadap pelanggaran-pelanggaran
                hukum itu. Malahan selama ini Jawatan-jawatan atau alat-alat
                Pemerintahan menjalankan dan meneruskan pelanggaran
                yang telah dijalankan oleh onderneming penyewa tanah dulu
                dengan mengganti kedudukannya erfpachters, menyewakan
                tanah itu kepada Rakyat, memarokan atau menarik cukai seba-
                gai tuan tanah. Hal ini menimbulkan kekacauan praktek
                hukum sendiri.
                    Segera setelah Belanda meninggalkan beberapa daerah
                di Indonesia dan sesudah terbentuknya Pemerintahan R.I.S.,
                di sana-sini timbul pergolakan dan sengketa tanah sebagai le-
                tusan bibit yang sudah lama tertanam.
                    Dalam menafsirkan persetujuan K.M.B. yang mengenai
                soal tanah, terdapat perbedaan. Inilah yang menambahi kesu-
                litan dalam penyelesaian soal ini.
                    Persetujuan Keuangan dan Perekonomian dari K.M.B.
                mengenai soal tanah dan bagaimana pelaksanaan persetujuan-
                persetujuan itu, di antaranya:

                                                                  287
   303   304   305   306   307   308   309   310   311   312   313