Page 312 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 312

Masalah Agraria di Indonesia

                soal pengembalian tanah-tanah onderneming, terutama
                mengenai tanah-tanah yang telah diduduki rakyat selama
                zaman pendudukan Jepang dan revolusi.
                    Juga Pemerintah R.I. di Yogyakarta pada waktu itu
                menyatakan sikapnya dengan memberikan instruksi mengenai
                penjelasan tanah-tanah erfpacht onderneming yang diduduki
                rakyat selama waktu-waktu yang lampau, dengan instruksi
                Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia No. 3 H. 50
                tanggal 15 Maret 1950 surat No. H/1/12. Diinstruksikan kepa-
                da segenap Residen dan Gubernur di seluruh Jawa dan Suma-
                tera, tentang cara-cara pembentukan panitia di daerah-daerah
                di mana golongan Buruh dan Tani turut duduk di dalamnya
                bersama-sama menyelesaikan soal tersebut dengan pedoman
                konsepsi Pemerintah R.I tentang agraria (lihat selanjutnya
                lampiran no. VIII di belakang).
                    Tetapi, tindakan alat-alat pemerintah di daerah sering-
                sering tidak sesuai dengan sikap Pemerintah Pusat yang se-
                macam itu. Hal ini umpamanya, kejadian di daerah Kediri dan
                Blitar yang menimbulkan pergolakan terus-menerus dengan
                memakan korban yang tidak sedikit.
                    Mendahului ketentuan-ketentuan dan petunjuk-petunjuk
                dari Pemerintah Pusat tentang pelaksanaan persetujuan K.M.B
                itu, Komando Militer Daerah Kediri (pada waktu itu pemerintah
                masih di tangan Militer) dengan surat keputusannya No. 45-
                V/Kpt/50307, tanggal 7-III-1950 memberikan izin kepada
                Cultuuronderneming  Bendorejo, Galuhan dan Jengkol,
                masing-masing seluas 1.506 ha, 732,39 ha dan 1.115 ha untuk
                segera dikerjakan oleh onderneming, dengan alasan persetu-
                juan K.M.B. serta katanya untuk kepentingan pembangunan
                negara yang harus diusahakannya kembali pabrik-pabrik per-

                                                                   291
   307   308   309   310   311   312   313   314   315   316   317