Page 341 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 341
Mochammad Tauchid
800.000 keluarga atau ¼ dari jumlah penduduk tanah Jawa
pada waktu itu. Pegawai-pegawai Pemerintah dengan kejam
mengerahkan tenaga Rakyat di kebun-kebun. Mereka menda-
patkan hadiah besar dari pemerintah, yang dinamakan “Cul-
tuur-, atau koffie-procenten” buat pegawai-pegawai Belanda
dan hadiah pangkat tinggi turun temurun bagi pegawai bumi-
putra.
Karena “jasa” Cultuurstelsel, karena buah kerja keras dan
kekejaman Van den Bosch dengan bantuan pegawai-pegawai
Pemerintah yang dengan kejam mengerahkan Rakyat, kapal-
kapal maskapai dagang Nederland selalu penuh dengan mu-
atannya; membawa hasil bumi Indonesia, masuk ke pelabuhan
den Helder dan Hellevoetsluis. Amesterdam kembali hidup
menjadi pusat perdagangan “barang-barang kolonial” di selu-
ruh dunia. Kebobrokan keuangan Negeri Belanda segera dapat
dipulihkan. Penanggung-penanggung pajak yang berat di
Negeri Belanda mulai dapat bernafas dengan lega, karena mulai
dapat keringanan bebannya, Factory dapat membagikan keun-
tungannya, sekalipun baru 5%.
Bagi Negeri Belanda, betul-betul tanah Jawa sebagai gan-
tungan hidupnya, sebagai dinyatakan oleh Menteri Baud:
“Java was de kurk,waarop Nederland dreef” (Tanah Jawa
menjadi gabus tempat Negeri Belanda terapung). Artinya kalau
Indonesia lepas, Nederland akan tenggelam.
Atas jasa-jasa yang besar itu, yang telah dapat mengangkat
Negeri Belanda dari jurang kehancuran dan kebobrokan, yang
tadinya tenggelam dalam kemiskinan, Van den Bosch menda-
pat hadiah gelar Baron dan kemudian Graaf. Pegawai-pegawai
bangsa Belanda mendapat hadiah kekayaan yang besar dari
koffie-procenten, pegawai-pegawai Bumiputera mendapat
320