Page 346 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 346

Masalah Agraria di Indonesia

                2. pemberian izin kepada orang Indonesia untuk dapat
                  menyewakan tanahnya langsung kepada orang asing untuk
                  kepentingan tanaman yang bergiliran (wisselcultures).
                    Masalah tanah ini dianggap sebagai satu masalah kolonial
                (koloniaal kwastie) yang besar, yang harus diselesaikan.
                    Soalnya berputar di sekitar: “bagaimana dapat menja-
                min kepentingan tanah kaum modal seluas-luasnya, dan di
                samping itu bagaimana untuk melindungi hak-hak Rakyat
                atas tanah”. Hal ini menimbulkan persoalan selanjutnya:
                bagaiman cara mencapai kedua macam tujuan, yang satu
                dengan lainnya sesungguhnya tidak dapat dipersatukan.
                Melindungi hak-hak Rakyat atas tanahnya, berarti akan
                mengurangi atau akan menghalang-halangi perkembangan
                dan kepentingan modal asing. Sebaliknya menjamin kepen-
                tingan dan keuntungan modal besar asing, akan berarti
                merugikan Rakyat karena yang menjadi sumbernya satu,
                yaitu tanah.
                    Persoalan inilah yang menjadi “masalah kolonial” (kolo-
                niaal kwestie) yang terpenting. Beberapa Menteri Jajahan Be-
                landa berganti-ganti dan berturut-turut mencoba memecah-
                kan masalah yang sulit ini. Akhirnya Menteri de Waal-lah yang
                dapat berhasil, dengan diterimanya rancangan Undang-
                undangnya oleh Parlemen Negeri Belanda menjadi undang-
                undang yaitu lahirnya Agraris Wet (Undang-undang Agraria)
                9 April 1870 (Indische Staatsblad No. 51) terdiri dari pasal 62
                R.R. ditambah dengan 5 pasal yang berisi peraturan-peraturan
                yang pokok dan perlu segera diselesaikan. Atas dorongan Men-
                teri tersebut dimasukanlah dalam firman Raja (Koninklijk
                Besluit) 20 Juli 1870 (Indisch Staatsblad No. 118), dinamakan
                “Agrarisch Besluit”, berisi Domeinverklaring (pasal 1). Lahir-

                                                                   325
   341   342   343   344   345   346   347   348   349   350   351