Page 347 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 347

Mochammad Tauchid

            nya undang-undang Agraria 1870 itu mempunyai riwayat
            yang panjang juga, yang baik juga diketahui.
                Mula-mula Menteri Jajahan Fransen van de Putte (dari
            golongan liberal) pada tahun 1865 merancangkan satu un-
            dang-undang dengan nama “Ontwerp Cultuurwet”, resminya
            bernama menurut isi maksudnya. “Ontwerp van wet tot
            vaststelling der grondslagen, waarop ondernemingen van
            landbouw en nijverheid Nederlandsch Indíë kunnen worden
            gevestigd”.
                Rancangan Undang-undang ini dinamakan oleh peran-
            cangnya sebagai jalan pemecahan “masalah kolonial” dengan
            jalan:
            A.Memberikan (menyediakan) bantuan yang diperlukan
              kepada perusahaan pertanian partikelir Barat, dengan:
              1. pemberian tanah-tanah bebas (woeste gronden) milik
                 Negara dengan erpacht, lamanya 99 tahun;
              2. Persewaan tanah milik Indonesia kepada bangsa asing,
                 buat lamanya 10 tahun;
              3. Peraturan perjanjian kerja dengan orang-orang Indo-
                 nesia.
            B. Perlindungan hak-hak tanah bagi rakyat Indonesia.
                Rancangan itu dimulai dengan dasar bagian B, yaitu
            pemberian hak tanah Rakyat Indonesia dari hak “erfelijk indi-
            vidueel gebruiks/bezits recht” menjadi hak eigendom (pasal
            1), dan pengakuan hak desa atas tanah-tanah yang biasa
            dikerjakan Rakyat dalam waktu yang tertentu,yang biasa
            dinamakan “tanah komunal”. (pasal 2).
                Hak-hak eigendom ini menurut pasal 3 rancangan itu
            didasarkan atas hak-hak menurut buku Undang-undang
            Hukum Perdata Hindia Belanda (Burgerlijk Wetboek van

            326
   342   343   344   345   346   347   348   349   350   351   352