Page 344 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 344

Masalah Agraria di Indonesia

                mendapat tenaga yang cukup buat keperluan onderneming
                gula Pemerintah. Dikhawatirkan maksud usaha pemerintah
                tidak akan tercapai kalau penghapusan tenaga kerja paksa dija-
                lankan sekaligus. Sebab itu ditetapkan masih berlakunya pera-
                turan yang lama selama 20 tahun. Selanjutnya, dan dengan
                beransur-angsur perkebunan paksa itu dikurangi, dan di bebe-
                rapa tempat mulai dihapuskan. Pasal 56 RR akhirnya dicabut
                pada tahun 1915.
                    Likuidasi perkebunan pemerintah diganti dengan pera-
                turan yang baru. Peraturan ini membuka kesempatan kepada
                kaum modal partikelir untuk membuka perkebunan-perke-
                bunan bahan ekspor, sebagai ganti pekerjaan Pemerintah di
                lapangan usaha perkebunannya. Kejadian-kejadian seperti
                yang sudah-sudah yang menyedihkan diperingati. Dengan
                usaha yang baru itu dimaksudkan akan memberi jalan:
                1. Memberikan kesempatan sebaik-baiknya dan seluas-lu-
                  asnya kepada modal partikelir untuk mengusahakan tanah;
                  diamping itu
                2. “melindungi” Rakyat dalam usaha pertaniannya, dengan
                  melindungi hak-hak tanahnya jangan sampai pertanian
                  Rakyat terdesak karena pemberian hak kepada orang asing
                  itu.
                    R.R. 1854 yang baru itu dalam dasarnya masih mem-
                pertahankan terus penyelenggaraan perkebunan pemerintah.
                Ada ditetapkan juga larangan penjualan tanah oleh Gubernur
                Jenderal kepada orang partikelir, seperti yang dulu dijalankan
                oleh kompeni, Daendels dan Raffles. Penjualaan tanah hanya
                boleh dilakukan atas tanah-tanah yang kecil untuk mendirikan
                bangunan-bangunan dan kerajinan dengan hak eigendom,
                menurut pasal 2 dari undang-undang tersebut.

                                                                   323
   339   340   341   342   343   344   345   346   347   348   349