Page 531 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 531

Masalah Agraria

            untuk hak itu dan menurut ketentuan yang akan ditetapkan
            tentang hal itu dengan mengingat:
            a. bahwa bila pak untuk satu tahun paling banyak satu rupiah
              bagi satu bahu;
            b. bahwa pemberian tanah itu tiada lebih dari dua puluh lima
              tahun, dengan ditentukan bahwa hak pak turun-temurun
              itu boleh dilanjutkan, tetapi tiap-tiap kali tiada boleh lebih
              dari 25 tahun juga, dan  dengan bia pak yang tiada lebih dari
              yang tersebut pada a, yakni bilamana tanah itu telah dipergu-
              nakan dengan sepatutnya; segala sesuatunya menurut pertim-
              bangan pemerintah (Stbl 1908 no 263).
            c. bilamana perlu, boleh diberi kebebasan daripada membayar
              belanja mengukur dan menggambarkan tanah itu dan dari-
              pada membayar uang segel untuk membuat surat asal akte,
              memasukkan ke dalam register pak turun-temurun dan turu-
              nannya bagi si pemohon itu; juga dibebaskan daripada
              membayar pajak uang upahan bagi membuat surat kete-
              rangan pak turun-temurun itu.
              Maka izin raja atas hal ini diberikan dengan Firman Raja pada
              11 Oktober 1905 no 36 (Staatsblad 1905 no 568).
              Tentang pemeriksaannya harus dilihat bagian A jilid ini.
              Menentukan bia pak harus dengan mengingati juga segala
              keadaan: letak tanah persil itu; rupa dan kesuburan tanah
              itu, jauhnya dari pasar, perhentian kereta api atau trem, negeri
              yang besar-besar dan sebagainya. Bagi memberi kebebasan
              yang termaksud pada c, maka pegawai-pegawai (priyayi-pri-
              yayi) di tempat itu harus mengunjukkan voorstel yang perlu
              atau memberi keterangan tentang hal itu.

                                    Pasal 4
            (1)Dengan tiada mengurangi segala perjanjian teristimewa, yang
              tersebut pada surat akte pak turun-temurun, maka menurut
              pasal 1 dari ordonansi ini Tuan Besar Gubernur Jenderal boleh
              membatalkan hak pak turun-temurun yang telah diberikan
              bilamana :
              a. hak itu diserahkan kepada orang lain tiada dengan izin

            510
   526   527   528   529   530   531   532   533   534   535   536