Page 107 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 107

Keistimewan Yogyakarta
                Sesuatu yang jarang didapat oleh anak dalam belajar masa
            kini. Dalam unsur kesenangan disisipkanlah unsur pendidikan.
            Hal ini akan lebih terekam dalam memori anak didik hingga
            bertahun-tahun kemudian   109 . Belum lagi gagasan dan
            pandangan lingkaran pendidikan dimana ada tiga pusat
            (TRIPUSAT) yakni pendidikan keluarga, sekolah, serta
            masyarakat. Kontrol sosial yang ada dalam pendidikan tripu-
            sat ini tentunya kan lebih ketat dibanding tidak adanya peran
                              110
            aktif dari semuanya.  Mungkin inilah sistem yang dibutuhkan
            dunia pendidikan saat ini, kembali ke sistem among dalam
            pendidikan dan sikap mandiri yang tidak tergantung pada
            subsidi.


            3. Notosuroto
            Notosuroto adalah putra dari Pangeran Notodirejo. Ia lahir
            pada tanggal 5 Juni 1888. Notosuroto merupakan cucu dari
                        111
            Paku Alam V.  Karena ayah Notosuroto adalah seorang yang
            berpendidikan, maka sejak kecil Notosuroto sudah mengerti
            pentingnya pendidikan, khususnya pendidikan modern di
            bangku sekolah Belanda. Notodirejo menyadari pendidikan
            adalah salah satu alat mencapai kesetaraan derajat dengan
                              112
            penguasa (kolonial).  Saat itu para priyayi berusaha menye-
            kolahkan anak mereka setinggi mungkin. Pada abad sebelum-
            nya hal ini nyaris tidak mungkin dilakukan. Setelah adanya




            109  Wawancara dengan Rina Widiastuti, (Yogyakarta, 3 Februari 2009). Rina
             adalah alumni Taman Muda tahun 1998.
            110  Ibid.
            111  Rosa M.T. Kerdjik, op.cit., hlm. 17.
            112  Ibid.

            84
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112