Page 110 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 110
Paku Alaman: Sebuah Pentradisian
Selain bergiat di Perhimpunan Indonesia, Notosuroto juga
aktif menjadi penulis bahkan menjadi redaktur majalah Hindia
Poetra (lalu berubah menjadi Indonesia Merdeka). Di sinilah
Notosuroto belajar menjadi penyair sekaligus sastrawan. Noto-
suroto sangat terinspirasi oleh Kartini. Bahkan saat pelantikan-
nya menjadi ketua Perhimpunan Indonesia ia mengusulkan
ide- ide R.A. Kartini sebagai pedoman dasar dari gerakan ini. 118
Gerakan Kartini dipandang Notosuroto sebagai perkawinan
dua pandangan dunia (Timur dan Barat) yang memiliki aspek
dan keunggulan tertentu lalu coba disatukan menjadi kesatuan
yang utuh.
Apa yang dipelajarinya saat di tanah air ternyata sangat
berguna bagi pergaulannya di Belanda, salah satunya adalah
kemampuannya menari klasik. Ia sering mengadakan kegiatan
bertema kebudayaan antar wakil Belanda dan Hindia Belanda.
Kedua negara saling menunjukkan dan belajar mengenai dua
kultur budaya yang berbeda. Dalam pandangannya, makin
sering dilakukannya pertukaran seni dan budaya akan semakin
mempererat hubungan keduanya. Karena kegiatan tersebut
memunculkan rasa saling pengertian antar kedua bangsa.
Notosuroto juga sering memberikan ceramah keliling tentang
gamelan dan tari Jawa. Kegiatan ini ternyata mendapat respon
yang positif dari masyarakat Belanda dan Indonesia di Belanda.
Bersama Soewardi Soerjaningrat dan Soeriosoeparto (kelak
Mangkunegoro VII) ia sering mengadakan pertunjukkan tari
dan karawitan. 119
Selama belajar di Leiden ia berteman akrab dengan Pange-
118 Rosa M.T. Kerdjik, op. cit., hlm. 20.
119 Ibid. hlm. 103.
87