Page 316 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 316

Lampiran

               Yogyakarta, dan PA V telah melakukan perubahan lebih maju
               dalam konteks pendidikan sebagaimana PA IV mencoba membuka
               jalur tersebut.
                   Akibat dari pendidikan putra-putrinya serta cucu beliau di
               sekolah-sekolah Belanda, banyak pula keluarga PA V yang fasih
               berbahasa Belanda. Atas usaha  PA V banyak keluarga Paku
               Alaman yang kemudian bekerja di luar istana, bekerja pada Gu-
               bernement Belanda. Akan tetapi justru menimbulkan reaksi dari
               dalam karena menganggap PA V mengusir keluarganya dengan
               cara menyuruh kerja di luar istana. Sudah menjadi tradisi bahwa
               keluarga Paku Alaman biasanya bekerja pada dan mengharap-
               kan welas asih sang raja.
                   Paku Alam V memiliki 17 putra-putri yang dilahirkan baik
               dari permaisuri maupun selir. Salah seorang putra beliau, KPAA
               Kusumoyudo, adalah anggota Raad van Indie. Setelah 22 tahun
               memerintah, pada 6 November 1900, KGPAA Paku Alam V
               mangkat dan dimakamkan di Girigondo, Adikarto (bagian se-
               latan Kabupaten Kulon Progo).


                   PA VI: KPH Notokusumo, dilahirkan pada 9 April 1856.
               Sebelum menjabat PA VI, ia telah banyak membantu PA V, oleh
               karena itu pilihan pengganti PA V tidak terlalu rumit dalam
               penentuannya. PA VI adalah putra Paku Alam V dari permaisuri.
               Ia dididik di sekolah Belanda, walaupun tidak sampai selesai dalam
               menuntut ilmu. Namun ia mampu membaca dan menulis dalam
               bahasa Belanda. Notokusumo dinobatkan menggantikan men-
               diang ayahnya pada 11 April 1901 dan langsung menggunakan
               gelar Kajeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VI. Dari
               Pemerintah Hindia Belanda beliau juga mendapat pangkat Kolonel
               Tituler. Kondisi PA VI sudah sakit-sakitan saat dinobatkan men-
               jadi raja. Maka PA VI banyak melimpahkan k tugas-tugas sebagai
               pemimpin Paku Alaman kepada adiknya, KPH Notodirojo.
                   Pada tahun tanggal 9 Juni 1902, PA VI meninggal akibat
               sakit yang diderita sejak dinobatkan sebagai raja. Beliau dima-
               kamkan di Girigondo, Adikarto. KGPAA Paku Alam VI memiliki
               9 putra-putri.

                                                                  293
   311   312   313   314   315   316   317   318   319   320   321