Page 51 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 51

Keistimewan Yogyakarta
                Pada masa Orde Baru, negara dipandang sebagai sebuah
            keluarga, dan presiden memposisikan dirinya seperti seorang
            ayah yang baik untuk mengendalikan perilaku ‘anak-anak’-
            nya. Bahkan dengan sangat nyata gagasan ini tercermin dalam
            ungkapan penghormatan sebagai ‘Bapak Pembangunan’. Run-
            tuhnya kekuasaan ini membuka banyak alternatif baru yang
            muncul sebagai solusi atas politik sentralistik yang diterapkan
            rezim Orde Baru. Isu federalisme dianggap menjadi salah satu
            jalan untuk mengembalikan kekuasaan pada otoritas lokal
            dalam pengaturan diri dan pemerintahannya. Tetapi isu ini
            kemudian meredup dan digantikan dengan opsi lain yang dini-
            lai lebih mampu mengakomodir kepentingan nasional dan ke-
            hendak politik lokal.


            4. Kecenderungan Politik Me-Lokal
            Imajinasi kebangsaan yang belum terekat dengan kuat ini
            menimbulkan kegelisahan-kegelisahan pada diri entitas-
            entitas politik yang  tergabung di dalamnya. Komunalisme
            lokal yang masih bercokol kuat pada kelompok-kelompok so-
            sial tertentu maupun pada batasan komunitas dalam wilayah
            teritori tertentu bertemu dengan ide kemandirian ‘indvidu’
            dalam kerangka kontrak sosial, hingga saat ini menjadi bara
            yang siap membakar ikatan nasionalisme yang dibayangkan
            dalam konsep negara integralistik. Batu bata penyusun iden-
            titas ke-Indonesia-an itu masih rapuh dan setiap saat bisa
            merenggang. Sejarah, bahasa keseharian, ruang aktualisasi,
            interaksi budaya, tempat kelahiran, ikatan darah menjadi
            unsur pembentuk paling kuat atas identifikasi individu dalam
            konteks kedaerahan masing-masing.
                Anatomi konflik sosial meskipun agak jauh jika dibaca

            28
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56