Page 92 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 92
Paku Alaman: Sebuah Pentradisian
berarti, toh Soerjapranoto (selaku editor bersama petinggi
PFB lainnya) pernah menjadi redaktur Bataviasche Nieuws-
blad. Arbeidsleger Adhi Dharma Personeel Fabriek Bond
68
berturut-turut menerbitkan Boeroeh Bergerak (1920), Doenia
Baroe (1923), Doenia Pegadaian (1923–1938), dan Suara
69
Bumiputera. Surat kabar-surat kabar tersebut memuat
berita-berita politik SI terutama yang berkaitan dengan petani,
buruh petani, dan buruh pegadaian. Artikel-artikel yang dimu-
at banyak berbicara mengenai sosialisme dan komunisne juga
70
berita seputar pergerakan rakyat. Seperti lazimnya koran di
masa pergerakan, surat kabar milik PFB juga memuat surat
terbuka dan kritikan bagi pemerintah, pengusaha, juga terha-
dap pemberitaan yang tengah ramai. Masalah-masalah pers
terutama masalah pelanggaran seperti delik pers dan penang-
kapan redaktur surat kabar tak luput diberitakan.
Soerjapranoto segera penjadi ‘rajanya’ kaum buruh.
Cabang-cabang PFB yang baru merekrut banyak anggota, dan
menempatkan sang pemimpin PFB sebagai tokoh propaganda
paling populer. Segera saja SI Yogyakarta menjadi pusat per-
gerakan yang baru. Soerjapranoto menjadi pemimpin baru
71
SI Yogyakarta dengan menggunakan Adhi Dharma sebagai
kekuatannya. Pada awal keberadaan SI di Yogyakarta, orga-
nisasi ini tak pernah muncul sebagai salah satu cabang yang
berarti. Ini disebabkan karena SI berada di bawah bayang-
bayang Muhammadiyah yang memang berbasis di Yogyakar-
68 Taufik Rahzen, et.al., Tanah Air Bahasa: Seratus Jejak Pers, (Jakarta : I Boekoe,
2007). hlm. 31.
69 Abdurrachman Soerjomihardjo, loc.cit.
70 Ibid.
71 Takashi Shiraisi, loc.cit.
69