Page 93 - Keistimewaan Yogyakarta yang Diingat dan yang Dilupakan
P. 93
Keistimewan Yogyakarta
ta. Bukan berarti ada semacam persaingan antar keduanya,
toh biasanya orang-orang Muhammadiyah tak lain adalah
orang-orang SI juga.
Soerjapranoto memegang puncuk pimpinan SI, ia ber-
duet dengan Fachroedin seorang tokoh Muhammadiyah yang
tentu saja menjadikan anggota Muhammadiyah sebagai
pendukung utamanya. Kini perjuangan SI memasuki babak
baru, dua cabang yang paling menonjol adalah Yogyakarta
dan Semarang. Masing-masing memiliki kekuatan pada serikat
buruh. Yogyakarta dengan PFB dan Semarang melalui VSTP,
PPPB, kemudian PPKB (Persatoean Serikat Kaoem Boereoh).
PFB didukung oleh anggota yang militan, tindakan pemo-
gokan PFB berhasil membuat para pengusaha kelabakan, dan
berpikir untuk sedikit menaikkan gaji para buruh. Namun
kondisi kejayaan PFB tidak berlangsung lama. Segera ketika
musim giling tahun 1920 tiba, para buruh yang telah dipecat,
kesulitan mendapat pekerjaan. Ini berkat pembalasan para
pemilik pabrik yang memberikan informasi kepada pemulik
lainnya mengenai daftar hitam para buruh yang terlibat mo-
gok. Berangsur-angsur banyak anggota PFB yang mundur.
Karena ancaman tidak mendapat pekerjaan merupakan keta-
kutan terbesar para pekerja. Para pengusaha juga mulai me-
naikan upah buruh antara 20 sampai 50 persen. Pemerintah
72
yang semula acuh pun telah mengeluarkan surat edaran ke-
pada para pemilik perusahaan untuk meningkatkan kese-
jahteraan para pekerja. Aksi-aksi PFB tidak mendapat respon
baik, perlahan-lahan organisasi ini runtuh.
Perjuangan Soerjapranoto tak berhenti sampai di sini,
72 Ibid, hlm. 303.
70