Page 157 - Mereka yang Dikalahkan, Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
P. 157
132 M. Nazir Salim
Pada tanggal 21 April 2011, perwakilan petani berhasil bertemu
dengan Hadi Daryanto (Setjen Kemenhut RI), Imam santoso
(Ditjen Kemenhut), Bedjo Santoso (Dir. Bina Pengembangan Hutan
Tanaman), Kabiro Hukum Kemenhut, Staf Ahli Kemenhut, Ali Tahir
dan beberapa pejabat Kemenhut lainya. Tuntutan yang disampaikan
tegas, tarik mundur alat berat RAPP dan batalkan konsesi HTI di Pulau
Padang. Namun jawaban yang diberikan mbulet (mutar-mutar),
tidak tegas. “Kami di Jakarta dilempar kesana kemari oleh pejabat
kehutanan, mereka mencabar perjuangan kami dengan banyak
kilah. Berdalih akan mendengar dulu penjelasan dari pemerintah
daerah, akan memanggil terlebih dahulu Bupati Kepulauan Meranti
ke Jakarta, untuk membahas penolakan masyarakat Pulau Padang.
Padahal kami saat aksi di Meranti selalu diyakinkan bahwa kami
(pejabat Meranti) tidak berwenang, ini kewenangan Jakarta”.
Berbicara tentang kewenangan inilah yang menarik, Mukhti
menceritakan, saat di Jakarta bertemu salah satu direktur dari RAPP
yang mensinyalir bahwa konsesi di Pulau Padang bukan hal yang
gratis, kami sudah mengeluarkan banyak “hal” untuk dukungan
pencalonan bupati terpilih. “Beruntung yang menang adalah Irwan
Nasir, kita kenal baik dan dekat dengannya, kalau yang menang
calon lawannya, susah nanti urusan kita, repot kita”. Statemen itu
bagi Mukhti sangat penting karena dugaan selama ini antara Bupati
dan RAPP ada sesuatu yang disembunyikan, bukan persoalan
konsesi semata tetapi mereka bermain. Diduga RAPP “membantu
banyak” ketika pencalonan bupati tahun 2010, sehingga membuat
bupati sulit untuk bersikap independen dalam kasus Pulau Padang.
Pembatalan SK atau Revisi pada dasarnya persoalan sederhana,
tinggal bupati kepala daerah bersepakat dengan perusahaan lalu
mengajukan pembatalan atau revisi sesuai alasan dan kondisi di
lapangan, namun ternyata, hal itu tidak dilakukan secara tegas oleh
bupati, mereka lebih memilih konsultasi ke Kemenhut. Padahal,