Page 159 - Mereka yang Dikalahkan, Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
P. 159

134   M. Nazir Salim


            dijanjikan Bupati Meranti akan hadir di Jakarta. Pagi hari peserta
            aksi  sudah mendatangi kantor kementerian,  didukung  juga  oleh
            mahasiswa-mahasiswa  Riau yang  kuliah di  Jakarta. Kehadiran
            mereka menunjukkan empati sekaligus dukungan moral bagi warga
            Pulau Padang. “Pak Menteri tidak mau kami temui, bahkan menolak
            perwakilan kami masuk ke Kantor Kementerian. Kami  tidak
            kehilangan akal, kami blokir jalan raya depan Kantor Kementerian
            Kehutanan, akibatnya Jalan Gatot Subroto depan Kemenhut macet
            total. Pihak keamanan kerepotan karena tidak mengira peserta aksi

            akan melakukan hal itu. Setelah dialog panjang akhirnya perwakilan
            petani diizinkan masuk menemui menteri. “Mereka  punya  logika
            aneh, kami harus ribut-ribut dulu dan menyusahkan banyak orang di
            jalanan Jakarta, baru bersedia menemui kami, itulah pejabat, kalau
            sudah mentok baru ngalah”, ungkap Mukhti, salah satu peserta aksi.

                Hasil  negosiasi akhirnya disepakati,  7  perwakilan dari  warga
            diizinkan  menemui Menteri Kehutanan  Zulkifli  Hasan  dengan
            didampingi Hadi Daryanto (Setjen Kemenhut), Iman Santoso, Bedjo
            Santoso (Direktur Bina Kehutanan)  dan beberapa  pejabat lain.
            “Pertemuan dengan menteri tidak seperti yang dibayangkan, justru
            di ruangan itu banyak tuduhan  diarahkan kepada kami, kami di
            provokasi dan ditantang oleh menteri. Pak Menteri sangsi kami yang
            sudah berhari-hari aksi di Jakarta asli warga Pulau Padang, dan yang
            paling menyesakkan, Pak Menteri menyebut bahwa Pulau Padang

            tidak berpenghuni. Statemen berikut yang cukup mengesalkan juga
            keluar dari mulut pejabat yang kami hormati, “saudara mau demo
            silakan, satu, dua, tiga hari, sebulan, setahun silakan, tapi jangan
            ganggu kami, kalau ganggu kami saya lawan”.

                Pernyataan  Menteri Kehutanan  Zulkifli  Hasan  dianggap
            keterlaluan, tidak pantas, bahkan sangat melecehkan kami. Menurut
            Mukhti tidak layak kata-kata itu keluar dari mulut seorang menteri
            yang terhormat.  Bahkan  kami  sempat  bengong, terkesima, tidak
   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164