Page 111 - Orang Indonesia dan Tanahnya
P. 111
72 Orang Indonesia dan Tanahnya
orang Indonesia sebagai eigendom. Maka disini terlihat dengan
jelas kesalahan dari biro itu. Bahkan para penentang dari hak
domein negeri sendiri masih saja berpendapat bahwa setiap
tanah harus mempunyai seorang pemilik (eignaar); demikian
pula orang-orang yang sungguh-sungguh mengenal hak-hak
adat mengenai tanah, banyak yang berpikir bahwa pernyataan
domein dapat membantu usaha mempertahankan pembatasan-
pembatasan adat yang telah menjadi lemah karena bezitrecht
(benarkah ini?).
Dari segenap uraian di atas, satu kesimpulan dapat diambil,
yaitu bahwa perumusan domein tersebut yang katanya hendak
melindungi dan mempertahankan hak-hak adat atas tanah-
tanah pertanian, tidak lain hanya mengakibatkan kekacauan;
bahwa pernyataan domein, yang katanya bertujuan mencitakan
ketertiban dan kepastian, sampai dewasa ini hanyalah
merupakan induk dari semua goncangan-goncangan hukum,
yang belum pernah dikenal dalam perundang-undangan
Hindia Belanda. Ketentuan-ketentuan ini sekarang harus
dihidupkan oleh pemerintah-pemerintah desa dan kepala-
kepala pribumi dan dengan tidak adanya satu pengumuman
pun ketentuan ini dianggap berlaku pula di daerah-daerah
swapraja; ketentuan ini–meskipun dilaksanakan dengan baik—
pasti akan menyinggung perasaan hukum dari petani-petani
Indonesia sendiri. Maka masuk akal jika para peneliti dari Barat
itu sendiri kemudian menjadi takut kalau-kalau pernyataan
domein tersebut merupakan hal yang sungguh-sungguh
menakutkan orang-orang pribumi itu. Dan selama pernyataan
domein itu belum ditarik kembali, nasihat-nasihat dari biro
akan selalu dibutuhkan, yang menganggap dirinya sebagai
satu-satunya badan yang dapat menguraikan setiap rahasia
yang menutupinya. Maka jelas bahwa karena ajaran domein
negeri tersebut, maka perdebatan tentang bagaimana caranya