Page 23 - Orang Indonesia dan Tanahnya
P. 23
xxii Orang Indonesia dan Tanahnya
Indonesia: “Max Havelaar, Lelang Kopi Perusahaan Dagang
Belanda”) menjadi rujukan pemimpin pergerakan Indonesia
mengenai politik agraria kolonial dan akibat-akibatnya
bagi kejayaan negara dan perusahaan perkebunan di atas
kesengsaraan rakyat pribumi. Meski lantang dalam mengkritik
politik agraria kolonial dan menjadi pembangun ilmu hukum
adat, van Vollenhoven dikenal sangat hati-hati menyikapi
semangat nasionalisme mahasiswa-mahasiswa Indonesia di
Belanda. Walaupun ia mendesakkan keadilan bagi masyarakat
pribumi, terutama terkait masalah penguasaan tanah, ia tidak
pernah secara terbuka menyatakan dukungan bagi gerakan
nasionalis atau kemerdekaan di Indonesia.
Cara van Vollenhoven mempengaruhi nasionalisme para
cendekiawan pribumi adalah melalui peran murid-muridnya
yang berkiprah langsung di Hindia Belanda setelah 1925.
Salah satu muridnya adalah B. ter Haar Bzn, yang juga jadi
profesor di Leiden University, dan pada tahun 1930-an bertugas
di Rechtshogeschool di Batavia. Ter Haar dan murid-murid
Rechtshogeschool di Batavia itu berhasil mengoperasionalkan
hukum adat sebagai hukum yang dipakai dan yang dapat
berfungsi dengan baik untuk menyelesaikan kasus-kasus
hukum yang mengenai rakyat pribumi. Status hukum adat
naik kelas dengan berhasil berfungsi sebagai hukum yang
dapat dipakai di peradilan-peradilan negara yang modern.
Lebih dari itu, mereka mendukung dan mengisi tulisan-tulisan
dalam De Stauw, suatu majalah yang sangat berpengaruh
dalam mengobarkan semangat nasionalis dan merangsang
imajinasi yang menjangkau kemerdekaan Indonesia. Di
tahun 1928, sebagian dari mereka inilah yang menyusun teks
Sumpah yang terkenal itu; dan membuat secara eksplisit bahwa
selain kemauan, sejarah, bahasa, pendidikan dan kepanduan,