Page 51 - Orang Indonesia dan Tanahnya
P. 51

12      Orang Indonesia dan Tanahnya

            cara berladang yang berpindah-pindah (di bawah genotrecht,
            hak mengambil manfaat atas tanah) maupun untuk tanah-tanah
            pertanian tetap (biasanya di bawah inlandsch bezitrecht).
               Jika di daerah-daerah swapraja (misalnya Vorstenlanden,
            Timoerland, Lombok) ada raja-raja yang berwatak despotis yang
            mengingkari hak ulayat atau hak-hak lainnya dari penduduk,
            maka tidaklah perlu pemerintah Hindia Belanda meniru
            perbuatan yang salah itu.
               Tetapi selama pemerintahan penjajah  (VOC) yang
            berlangsung dua abad sebelumnya itu dan yang kemudian
            diteruskan oleh masa pemerintahan Pemerintah (Hindia
            Belanda) selama lebih dari seratus tahun (diluar pulau Jawa
            periode-periode ini umumnya lebih singkat), kapankah terjadi
            pelanggaran-pelanggaran hukum oleh pemerintah Hindia
            Belanda itu? Dengan kata lain, kapankah hak-hak agraris orang-
            orang pribumi itu terus menerus dilanggar? Jawabnya ialah:
            bahwa sekali-kali bukanlah maksud kami hendak membongkar
            kembali soal-soal lama, jika disini kami mengingatkan kembali
            akan terjadinya pelanggaran-pelanggaran tersebut selama masa
            enam puluh tahun pertama di abad yang lalu. Memang hampir
            setiap orang tahu bahwa pada tahun-tahun tersebut orang Jawa
            telah diperlakukan secara yang tidak semestinya—de Javaan
            wordt mishandelt, namun tidak setiap orang bersedia untuk
            ikut merasakan betapa dalam dan jauhnya tekanan-tekanan
            yang telah dilakukan orang terhadap sawah-milik (akkerbezit)
            orang-orang pribumi. Bahwa orang tidak perlu menggunakan
            bacaan-bacaan revolusioner atau brosur-brosur dari para
            penghasut dan penyebar kebencian (opruiers en haatzaaiers)
            untuk membuktikan tindakan-tindakan dari pemerintah Hindia
            Belanda itu.
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56