Page 126 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 126
Resonansi Landreform Lokal ... 113
rentang waktu selama 4 (empat) bulan, sejak mulai tanam hingga
panen, maka diketahui bahwa pendapatan petani adalah sebesar
Rp. 2.025.000,- per 4 bulan, atau Rp. 506.250,- per bulan atau
Rp. 16.875,- per hari.
Meskipun pendapatan sebesar Rp. 16.875,- per hari relatif
tidak besar, tetapi inilah kearifan lokal Desa Karanganyar yang
mampu membantu 76 kepala keluarga petani, melalui pene-
rapan landreform lokal. Selain itu, luas tanah buruhan desa yang
digarap juga tidak terlalu luas, yaitu hanya 90 ubin atau 1.260
2
m ; yang relatif kecil bila dibandingkan dengan tanah sawah
yang dimiliki oleh Parto Sutrisno (anggota masyarakat biasa),
orang yang paling luas tanahnya di Desa Karanganyar, yang
2
memiliki 1,34 Ha atau 13.440 m tanah sawah. Ketika luas tanah
sawah petani penggarap dibandingkan dengan luas tanah sawah
milik Parto Sutrisno, maka muncul angka perbandingan 1 : 10,67
atau dibulatkan menjadi 1 : 11.
Oleh karena pendapatan petani dari tanah sawahnya belum
mampu mencukupi kebutuhan keluarga, maka pada umumnya
para petani di Desa Karanganyar memanfaatkan waktu menung-
gu panennya dengan menjadi tukang, pembantu tukang, buruh
tani, atau pedagang kecil-kecilan. Bila bekerja sebagai tukang,
maka petani akan mendapat penghasilan tambahan sebesar Rp.
35.000,- per hari; sedangkan bila bekerja sebagai pembantu
tukang, maka petani akan mendapat penghasilan tambahan
sebesar Rp. 25.000,-. Sementara itu, bila bekerja sebagai buruh
tani di sawah akan memperoleh penghasilan sebesar Rp. 15.000,-
per hari, dengan waktu kerja antara jam 08.00 – 10.00 dan 13.00
– 16.00 atau 5 jam per hari.
Petani juga dapat bekerja sebagai tenaga upahan pada saat
panen, dengan penghasilan sebesar 1/7 dari hasil panen per